PT Bank Multiarta Sentosa Tbk atau Bank MAS optimistis dapat memenuhi ketentuan modal minimum yang disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar Rp3 triliun melalui penukaran waran perseroan pada tahun ini.
Direktur Utama Bank MAS Ho Danny Hartono mengatakan, fokus perseroan pada 2022 adalah memperkuat struktur permodalan sesuai dengan ketentuan regulator yang bertujuan agar bank dapat bertumbuh secara sehat dengan penukaran waran yang diberikan saat penawaran umum perdana saham atau IPO.
"Dengan penukaran waran sebanyak 186.176.500 waran, kita harapkan mendapat tambahan modal sekitar Rp651,6 miliar. Ini untuk meningkatkan modal kita agar mencapai Rp3 triliun," ujar Danny dalam jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Bank MAS resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Juni 2021 lalu dengan melepas saham sebanyak 186.176.500 lembar saham.
Pada saat bersamaan, emiten berkode saham MASB itu juga menerbitkan waran 1:1 yang artinya satu lembar saham IPO mendapatkan satu lembar waran yang dapat dikonversi menjadi saham mulai Januari 2022 hingga Juni 2022 dengan harga Rp3.500 per saham.
Selain itu, lanjut Danny, perseroan juga memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba yang diraih sepanjang 2021 lalu guna memperkuat modal perseroan.
Pada 2021 lalu, Bank MAS berhasil meraup laba bersih Rp213,13 miliar, atau tumbuh 96,99 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp108 miliar.
"Strategi kita tahun ini kita tidak ada pembagian dividen karena kita harus memperkuat modal kita. Jadi untuk laba 2021 tidak ada pembagian dividen," kata Danny.
Danny menambahkan, ke depan perseroan juga tidak menutup kemungkinan untuk bersinergi dan bekerjasama dengan berbagai pihak apabila kebutuhan modal semakin besar seiring dengan bisnis perseroan yang terus berkembang.
"Kami juga terus mengakselerasi pengembangan platform digital yang sudah dimiliki Bank MAS untuk memperluas akusisi nasabah melalui inovasi produk pinjaman dan simpanan, serta mendukung pengembangan usaha nasabah melalui peningkatan volume kredit," ujar Danny.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Direktur Utama Bank MAS Ho Danny Hartono mengatakan, fokus perseroan pada 2022 adalah memperkuat struktur permodalan sesuai dengan ketentuan regulator yang bertujuan agar bank dapat bertumbuh secara sehat dengan penukaran waran yang diberikan saat penawaran umum perdana saham atau IPO.
"Dengan penukaran waran sebanyak 186.176.500 waran, kita harapkan mendapat tambahan modal sekitar Rp651,6 miliar. Ini untuk meningkatkan modal kita agar mencapai Rp3 triliun," ujar Danny dalam jumpa pers daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Bank MAS resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Juni 2021 lalu dengan melepas saham sebanyak 186.176.500 lembar saham.
Pada saat bersamaan, emiten berkode saham MASB itu juga menerbitkan waran 1:1 yang artinya satu lembar saham IPO mendapatkan satu lembar waran yang dapat dikonversi menjadi saham mulai Januari 2022 hingga Juni 2022 dengan harga Rp3.500 per saham.
Selain itu, lanjut Danny, perseroan juga memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba yang diraih sepanjang 2021 lalu guna memperkuat modal perseroan.
Pada 2021 lalu, Bank MAS berhasil meraup laba bersih Rp213,13 miliar, atau tumbuh 96,99 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp108 miliar.
"Strategi kita tahun ini kita tidak ada pembagian dividen karena kita harus memperkuat modal kita. Jadi untuk laba 2021 tidak ada pembagian dividen," kata Danny.
Danny menambahkan, ke depan perseroan juga tidak menutup kemungkinan untuk bersinergi dan bekerjasama dengan berbagai pihak apabila kebutuhan modal semakin besar seiring dengan bisnis perseroan yang terus berkembang.
"Kami juga terus mengakselerasi pengembangan platform digital yang sudah dimiliki Bank MAS untuk memperluas akusisi nasabah melalui inovasi produk pinjaman dan simpanan, serta mendukung pengembangan usaha nasabah melalui peningkatan volume kredit," ujar Danny.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022