Libur panjang lebaran membuka peluang sejumlah perajin kuliner khas Amuntai di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) untuk meraih keuntungan dari banyaknya pengunjung/wisatawan lokal yang mendatangi objek wisata seperti Candi Agung.
Selama libur lebaran sekitar 3000 lebih pengunjung mendatangi situs kepurbakalaan yang berlokasi di Kelurahan Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah tersebut membawa berkah bagi perajin lokal salah satunya perajin gula batu/manisan.
"Inggih, habis tarus kada sampai siang dagangan Ulun sudah habis ditukari buhan peziarah candi (ya, dagangan saya selalu habis di beli pengunjung yang datang ke candi)," ujar pedagang gula batu, Ibrahim di Amuntai, Sabtu.
Ibrahim mengatakan jika produk gula batu yang dijualnya selalu ludes sebelum pukul 12.00 wita sehingga dirinya bisa pulang awal kerumah.
Menurutnya banyak pengunjung dari luar HSU yang tertarik membeli dagangannya karena produk gula batu olahan perajin di HSU ini memang cukup unik dan jarang dijumpai di warung ataupun toko.
"Gula batu Nang ini jarang diulah dan sedikit jumlahnya jadi ngaleh dicari di warung (gula batu ini hanya diproduksi dalam jumlah kecil jadi sulit ditemukan di warung/toko),"terangnyaterangnya.
Ibrahim bersyukur karena momen libur panjang kali ini cukup banyak pengunjung yang datang ke lokasi wisata Candi Agung di Kota Amuntai setelah masa Pandemi COVID-19 mulai reda.
Meski dirinya hanya mengambil barang atau menjualkan produk milik orang lain, namun ia tidak mematok selisih harga penjualan (keuntungan) yang besar meski pembeli sedang banyak.
Dirinya sudah merasa senang karena produk gula batu yang diproduksi perajin HSU ternyata masih banyak diminati pengunjung dari luar daerah.
"Harapan Ulun, banyaki dijual keluar daerah supaya banyak urang tahu dan perajin bauleh banyak untung, (harapan saya, produk gula batu bisa dipasarkan keluar daerah supaya semakin dikenal dan perajin memperoleh banyak untung)," kata Ibrahim lagi.
Produk gula batu yang dijual oleh Ibrahim di Kawasan Candi Agung memiliki bentuk/motif seperti bunga, itik sendal dengan harga Rp5000 untuk ukuran kecil dan Rp25.000 ukuran besar.
Ibrahim merupakan salah satu dari banyak penjual di Kawasan Candi Agung yang mampu bertahan selama lima tahun terakhir. Sepinya pengunjung selama Pandemi kemaren membuat sebagian pedagang beralih pekerjaan lain untuk menyambung hidup
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Selama libur lebaran sekitar 3000 lebih pengunjung mendatangi situs kepurbakalaan yang berlokasi di Kelurahan Sungai Malang Kecamatan Amuntai Tengah tersebut membawa berkah bagi perajin lokal salah satunya perajin gula batu/manisan.
"Inggih, habis tarus kada sampai siang dagangan Ulun sudah habis ditukari buhan peziarah candi (ya, dagangan saya selalu habis di beli pengunjung yang datang ke candi)," ujar pedagang gula batu, Ibrahim di Amuntai, Sabtu.
Ibrahim mengatakan jika produk gula batu yang dijualnya selalu ludes sebelum pukul 12.00 wita sehingga dirinya bisa pulang awal kerumah.
Menurutnya banyak pengunjung dari luar HSU yang tertarik membeli dagangannya karena produk gula batu olahan perajin di HSU ini memang cukup unik dan jarang dijumpai di warung ataupun toko.
"Gula batu Nang ini jarang diulah dan sedikit jumlahnya jadi ngaleh dicari di warung (gula batu ini hanya diproduksi dalam jumlah kecil jadi sulit ditemukan di warung/toko),"terangnyaterangnya.
Ibrahim bersyukur karena momen libur panjang kali ini cukup banyak pengunjung yang datang ke lokasi wisata Candi Agung di Kota Amuntai setelah masa Pandemi COVID-19 mulai reda.
Meski dirinya hanya mengambil barang atau menjualkan produk milik orang lain, namun ia tidak mematok selisih harga penjualan (keuntungan) yang besar meski pembeli sedang banyak.
Dirinya sudah merasa senang karena produk gula batu yang diproduksi perajin HSU ternyata masih banyak diminati pengunjung dari luar daerah.
"Harapan Ulun, banyaki dijual keluar daerah supaya banyak urang tahu dan perajin bauleh banyak untung, (harapan saya, produk gula batu bisa dipasarkan keluar daerah supaya semakin dikenal dan perajin memperoleh banyak untung)," kata Ibrahim lagi.
Produk gula batu yang dijual oleh Ibrahim di Kawasan Candi Agung memiliki bentuk/motif seperti bunga, itik sendal dengan harga Rp5000 untuk ukuran kecil dan Rp25.000 ukuran besar.
Ibrahim merupakan salah satu dari banyak penjual di Kawasan Candi Agung yang mampu bertahan selama lima tahun terakhir. Sepinya pengunjung selama Pandemi kemaren membuat sebagian pedagang beralih pekerjaan lain untuk menyambung hidup
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022