Puluhan peserta dari berbagai desa yang ada di Kabupaten Balangan memeriahkan lomba "Bagarakan Sahur" atau membangunkan orang untuk bersahur yang diadakan oleh Ikatan Nanang Galuh Balangan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Balangan Akhriani di Paringin, Minggu, mengatakan pada sisi festival Ramadhan ini warga memiliki beberapa tradisi kemeriahan, di antaranya kegiatan berburu takjil, pasar Ramadhan, membunyikan petasan dan membangunkan orang sahur.
"Sisi festival tersebut telah menjadi budaya kita, yang rasanya mustahil untuk tidak kita adakan," kata Akhriani.
Sebagai budaya, menurut dia, wajar saja jika dari masa ke masa mengalami perubahan karena generasi pengusungnya juga berganti-ganti seiring pergantian zaman.
Dia melanjutkan, kalau dulu orang bagarakan sahur dengan membunyikan perkusi dari barang-barang seadanya asal bisa berbunyi dan berjalan kaki berkeliling kampung, sekarang sering didapati sudah beda peralatan dan metodenya.
"Saya tekankan kepada para kreator seni lomba ini, jangan terlalu berharap masyarakat mau menerima panggilan sahur yang kalian lantangkan. Tetapi berusahalah sekreatif mungkin untuk membuat panggilan sahur yang dapat diterima oleh masyarakat," ucapnya.
Sementara ketua pelaksana kegiatan Muhammad Aditya Haryadi mengatakan lomba Bagarakan Sahur ini diikuti 30 grup peserta dari berbagai desa di Kabupaten Balangan.
Tidak hanya lomba Bagarakan Sahur yang diadakan oleh Ikatan Nanang Galuh Balangan, juga ada lomba fashion show muslimah, safari Ramadhan dan berbagi takjil.
Baca juga: Kapolres Balangan pimpin apel gelar pasukan Ketupat Intan 2022
Baca juga: Dispersip Balangan diharapkan jadi motor perpustakaan berbasis inklusi di Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022
Kepala Dinas Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Balangan Akhriani di Paringin, Minggu, mengatakan pada sisi festival Ramadhan ini warga memiliki beberapa tradisi kemeriahan, di antaranya kegiatan berburu takjil, pasar Ramadhan, membunyikan petasan dan membangunkan orang sahur.
"Sisi festival tersebut telah menjadi budaya kita, yang rasanya mustahil untuk tidak kita adakan," kata Akhriani.
Sebagai budaya, menurut dia, wajar saja jika dari masa ke masa mengalami perubahan karena generasi pengusungnya juga berganti-ganti seiring pergantian zaman.
Dia melanjutkan, kalau dulu orang bagarakan sahur dengan membunyikan perkusi dari barang-barang seadanya asal bisa berbunyi dan berjalan kaki berkeliling kampung, sekarang sering didapati sudah beda peralatan dan metodenya.
"Saya tekankan kepada para kreator seni lomba ini, jangan terlalu berharap masyarakat mau menerima panggilan sahur yang kalian lantangkan. Tetapi berusahalah sekreatif mungkin untuk membuat panggilan sahur yang dapat diterima oleh masyarakat," ucapnya.
Sementara ketua pelaksana kegiatan Muhammad Aditya Haryadi mengatakan lomba Bagarakan Sahur ini diikuti 30 grup peserta dari berbagai desa di Kabupaten Balangan.
Tidak hanya lomba Bagarakan Sahur yang diadakan oleh Ikatan Nanang Galuh Balangan, juga ada lomba fashion show muslimah, safari Ramadhan dan berbagi takjil.
Baca juga: Kapolres Balangan pimpin apel gelar pasukan Ketupat Intan 2022
Baca juga: Dispersip Balangan diharapkan jadi motor perpustakaan berbasis inklusi di Kalsel
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022