Martapura, (Antaranews Kalsel) - Untuk mencapai sinergitas menuju cita-cita pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan di Kabupaten Banjar, salah satu langkah yang ditempuh Badan Pelaksana Penyuluh (Bapeluh)menggelar Seminar dan Temu Kader Pengembangan Agribisnis Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.


Bapelu 2015 berlangsung di Guest House Sultan Sulaiman, Martapura, Kamis (19/11) dhadiri Penjbat Bupati Banjar H Rachmadi Kurdi, Kepala Bapeluh Banjar H Edi Hasby, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Banjar Noor Ifanysah Fani, tokoh masyarakat dan seluruh penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan se-Kabupaten Banjar.

Rachmadi Kurdi saat membuka acara tersebut mengatakan, pencapaian target pembangunan pertanian, diperlukan pelaku utama dan pelaku usaha yang berkualitas, andal, serta berkemampuan managerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis, sehingga mampu membangun usaha tani yang berdaya saing dan berkelanjutan.

“Dalam rangka percepatan pencapaian target pembangunan pertanian tersebut, diperlukan upaya khusus peningkatan kinerja penyuluh petanian melalui Seminar dan Temu Kader Pengembangan Agribisnis Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani untuk melaksanakan kebijakan penyuluhan,” ucap Pj Bupati.

Hadirnya era otonomi daerah dan adanya sistem penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan, merupakan saat yang tepat bagi pemerintah Kabupaten Banjar untuk lebih berperan aktif dan proaktif melakukan proses pembangunan dalam rangka memberdayakan seluruh potensi daerah, khususnya pemberdayaan SDM pertanian, perikanan dan kehutanan melalui kegiatan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan.

“Peran penyuluh sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan produktivitas dari komoditas pertanian, perikanan, pertanian dan kehutanan, terutama dalam rangka meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. 

Pada tahun 2015 ini, pemerintah mencanangkan swasembada pangan khususnya padi, jagung dan kedelai, (Pajale) dan tahun 2016 ditambah lagi empat komoditas yang harus swasembada yaitu, daging, bawang merah, cabai-cabaian dan gula sehingga menjadi tujuh komoditas,” ungkap Rachmadi.

Ia menambahkan, peran penyuluh sangat penting untuk mencapai swasembada, dengan memotivasi para petani melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian. 
Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan sebagai ujung tombak pembangunan juga harus dapat menjadi motor penggerak bagi pelaku utama, pelaku usaha dan masyarakat dan sanggup menjadi motivator, informator, promotor dan komunikator.

“Sebagai motivator penyuluh harus mampu menggugah keberadaan masyarakat  untuk berperan dalam pembangunan. Sedangkan untuk menjadi promotor dan informator yang baik penyuluh harus mampu menjabarkan program-program pemerintah serta membekali diri dengan berbagai informasi yang bermanfaat bagi pengelola usaha pertanian,” imbau Rachmadi.

Edi Hasby menambahkan, pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan secara umum dan merupakan proses transformasi dari tradisional menjadi modern, yang mampu memanfaatkan SDA dan SDM secara optimal, mampu melakukan penyesuaian diri dengan pola dan kemampuan berinteraksi terhadap perubahan yang terjadi.

“Proses transformasi terlaksana, jika ada perubahan sikap, prilaku, pengetahuan dan keterampilan sumberdaya pelaku utama pertanian, perikanan dan kehutanan. 

Satu hal yang sangat penting dalam membangun bidang pertanian, perikanan dan kehutanan adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sumberdaya pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan perikanan.

Pewarta: Asmuni

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015