Balangan - (Antaranews Kalsel) - Aktivitas kegiatan belajar dan mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Halong, Kabupaten Balangan, Kalsel, terhenti sejak Selasa 10 November 2015 lalu.

Kepala SMAN 2 Halong Sadikul saat dihubungi via telepon membenarkan mengenai penghentian aktivitas di SMAN 2 Halong tersebut, dan kegiatan belajar mengajar siswa dipindahkan sementara ke gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Uren.

"Kegiatan siswa sementara kami pindahkan ke SDN 1 Uren, padahal siswa kami tidak terbiasa belajar siang hari seusai kegiatan belajar mengajar SD, jadi selama beberapa hari belajar di SDN Uren ini para siswa kurang konsentrasi saat belajar," ungkapnya.

Selain itu lanjut Sadikul, kebanyakan siswa-siswi SMAN 2 Halong merupakan anak-anak dari pedalaman yang tinggal di lereng-lereng pegunungan Meratus. Jadwal sekolah yang berubah menjadi siang hari hingga sore, secara otomatis membuat siswa pulang ke rumah melewati hutan saat malam hari.

"Yang paling kita takutkan ada siswa yang akan putus sekolah, karena kalau mau pindah ke SMAN 1 Halong jarak yang ditempuh sangat jauh," tandasnya.

Salah seorang siswa SMAN 2 Halong, Yuda mengakui, beberapa hari ini dia harus mengarungi jalan untuk pulang kerumahnya yang terletak di tengah pegunungan hingga malam hari.

"Memang sempat terbesit mau pindah sekolah ke SMAN 1 Halong, tapi jaraknya sangat jauh. Akhirnya kami hanya berharap masalah ini cepat selesai. Hanya niat kami yang serius mau belajar yang membuat kami bertahan," ujar siswa yang bercita-cita ingin melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi tersebut.

Penghentian aktivitas belajar mengajar di gedung SMAN 2 Halong tersebut berawal dari permintaan ahli waris hak atas tanah tempat berdirinya gedung SMAN 2 Halong tersebut agar kegiatan belajar mengajar dihentikan sementara.

Misran pemilik lahan seluas 4,5 hektare yang di atasnya berdiri gedung sekolah SMAN 2 Halong yang berlokasi di Desa Uren Kecamatan Halong, terhitung sejak 10 November 2015 lalu memutuskan agar di sekolah itu tidak ada aktivitas apapun selama apa yang menjadi haknya tidak dipenuhi oleh Pemkab Balangan.

Jum'ati, adik dari Misran yang juga merupakan Kepala Desa Uren mengungkapkan, sebelum menghibahkan tanahnya kepada Pemkab Balangan dalam hal ini Dinas Pendidikan, Misran memberikan syarat bahwa tiga orang anaknya harus dipekerjakan di sekolah itu. Dan menurutnya persyaratan ini sebelumnya telah disepakati antara keduabelah pihak.

"Jadi, sementara mencari solusi atas permasalahan ini, diputuskan tidak ada aktivitas belajar mengajar dulu di sekolahan ini, namun untuk pembangunan gedung baru sekolah yang sekarang dalam pengerjaan masih boleh diteruskan," ujarnya.

Menyikapi hal ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan kemudian memindahkan kegiatan belajar mengajar di SMAN 2 Halong ke SDN 1 Uren yang berjarak tidak jauh dari sekolah yang baru beroperasi selama dua tahun tersebut.

Pemindahan kegiatan belajar mengajar 41 siswa-siswi dan 11 dewan guru SMAN 2 Halong ke SDN 1 Uren itu, berdasarkan surat peminjaman ruangan dari Disdik Balangan yang ditujukan ke Kepala SDN 1 Uren.

Di dalam surat peminjaman ruangan yang bernomor 420/1421/Dikmen/Disdik/2015 dengan kop surat dari Disdik Balangan tertanggal 10 November 2015 tersebut berbunyi, "Dikarenakan ada permasalahan tanah di SMAN2 Halong, sehingga proses belajar mengajar di sekolah tersebut terganggu. Menindaklanjuti hal tersebut dengan ini meminjam ruangan kelas SDN Uren sebanyak 3 ruang untuk kegiatan proses belajar mengajar pada sore hari".

Sementara itu, pihak dari Dinas Pendidikan setempat, baik Kabid Dikmen maupun Kadisdik belum bisa dihubungi terkait permasalahan tersebut.

Pewarta: Roly Supriadi

Editor : Roly Supriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015