Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) mengikuti Program Makmur yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN untuk menciptakan ekosistem pertanian terintegrasi.
Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Cahyo Adi mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman bersama enam BUMN lainnya yang akan menjadi penanggung jawab program tersebut.
“Ini merupakan langkah lanjutan BUMN dalam menyukseskan Program Makmur,” katanya di sela-sela acara penandatanganan MoU Program Makmur berdasarkan keterangan yang diterima, Jakarta, Jumat.
Ke-6 BUMN lainnya yaitu PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), PT Pupuk Indonesia/PIHC (Persero), PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum Perhutani), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
Sebagai perusahaan yang dianggap memberikan perlindungan bagi petani dari risiko gagal panen yang disebabkan bencana alam, hama, dan risiko-risiko lain, Cahyo menilai perlindungan asuransi dapat memberikan rasa aman kepada para petani dalam menjalankan kegiatannya.
“Asuransi dapat menjadi solusi di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu saat ini,” ujar Cahyo.
Perusahaan ini dipercaya sebagai penyedia perlindungan risiko budidaya yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dan Asuransi Usaha Tani Jagung (AUTJ). Ia meyakini, teknologi yang dimiliki perusahaan dapat memaksimalkan layanan kepada petani.
“Kami percaya dengan mendorong digitalisasi, integrasi, dan otomatisasi data yang dilakukan akan memudahkan setiap petani yang tergabung dalam Program Makmur untuk mendapatkan perlindungan asuransi pertanian,” ungkapnya.
Selaku bagian dari Holding Perasuransian dan Penjaminan atau Indonesia Financial Group (IFG), pihaknya siap mendukung penuh program perlindungan petani dalam Program Makmur.
Program Makmur merupakan singkatan dari “Mari Kita Majukan Usaha Rakyat” yang telah diresmikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir pada Agustus 2021di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Sebelumnya, Erick Thohir menyatakan bahwa Program Makmur dilaksanakan untuk menghubungkan petani dengan pihak pemimpin proyek, asuransi, lembaga keuangan, teknologi pertanian, pemerintah daerah, agro input, hingga jaminan ketersediaan pupuk nonsubsidi.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022