Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar, Kalimantan Selatan, menerapkan pendistribusian air bersih ke pelanggan secara bergiliran karena kurangnya air baku akibat kemarau.


"Langkah itu terpaksa kami lakukan agar pelanggan bisa tetap menikmati air bersih yang didistribusikan walau tidak maksimal," ujar Direktur Teknik PDAM Intan Banjar Said Umar di Banjarbaru, Kamis.

Ia mengatakan, pendistribusian air bersih bergiliran kepada pelanggan menggunakan sistem zona sehingga seluruh pelanggan bisa menikmati air di tengah sulitnya air baku.

Disebutkan, PDAM membagi empat zona yang dilayani melalui Instalasi Pengolahan Air (IPA) II Pinus yakni Zona Menara melayani pelanggan kawasan Ahmad Yani hingga Jalan RO Ulin.

Kemudian, Zona Martapura yang melayani pusat Kota Martapura, Zona P mencakup kawasan Banjarbaru Utara Panglima Batur, Taruna Praja hingga Jalan Kebun Karet dan sekitarnya.

Ke empat yakni Zona Muslimin yang melayani kawasan Sungai Ulin, Sungai Besar, Ratu Elok dan sebagian wilayah Kecamatan Cempaka yang berada di dataran tinggi.

"Pompa IPA II Pinus tetap beroperasi tetapi tekanan pompa diatur secara bergiliran berselang tiga hari sekali sehingga pelanggan tetap bisa menikmati air bersih," ucapnya.

Menurut dia, giliran distribusi diatur selama 24 jam setiap zona sehingga pelanggan diimbau menampung air apabila terkena giliran mendapatkan pasokan air.

"Kami tidak bisa memastikan sampai kapan pendistribusian secara bergiliran dijalankan karena ketinggian air irigasi masih di bawah normal yakni 30-40 centimeter," ujarnya.

Dikatakan, seharusnya ketinggian air normal saluran irigasi Riam Kanan yang menjadi sumber air baku bagi PDAM mencapai 80-100 centimeter tetapi karena kemarau air irigasi menyusut.

"Penyusutan air baku membuat produksi air bersih yang didistribusikan IPA II Pinus jauh berkurang sehingga pasokan air ke pelanggan menurun sejak satu bulan terakhir," kata dia.

Ditambahkan, seluruh pelanggan diimbau menampung air bersih yang didistribusikan PDAM karena kondisi seperti ini tidak bisa dipastikan sampai kapan berakhirnya.

"Kecuali hujan turun dan saluran irigasi dipenuhi air dan ketinggiannya mencapai batas normal, baru produksi IPA II Pinus bisa berjalan maksimal sesuai kapasitas," katanya.

Pewarta: Sukarli

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015