Dinas Kesehatan Kota Surabaya di Provinsi Jawa Timur meningkatkan surveilans guna mencegah persebaran virus corona tipe SARS-CoV-2 varian Omicron setelah satu kasus infeksi Omicron dideteksi di wilayahnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Kamis, mengatakan bahwa setelah penemuan satu kasus infeksi Omicron di Kota Surabaya, Dinas Kesehatan melakukan pelacakan kasus dengan melibatkan puskesmas, rumah sakit, dan Satuan Tugas Penanganan COVID-19.

Dinas Kesehatan, menurut Nanik, menelusuri riwayat kontak orang yang terinfeksi Omicron serta melakukan pemeriksaan pada orang-orang yang melakukan kontak erat dengan orang yang terserang Omicron.

"Kami juga melakukan isolasi kepada kasus yang terkonfirmasi COVID-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan di tempat yang sudah disediakan oleh Pemkot Surabaya yakni di Asrama Haji, serta melakukan karantina kepada kontak erat kasus konfirmasi COVID-19," katanya.

Selain itu, ia mengatakan, Dinas Kesehatan memantau kondisi orang-orang yang terserang COVID-19 dan orang-orang yang melakukan kontak erat dengan mereka di tempat-tempat karantina.

Nanik mengatakan bahwa pasien yang dikonfirmasi terinfeksi Omicron pada 2 Januari 2022 hanya mengalami gejala sakit ringan dan saat ini masih menjalani karantina di rumah sakit.

Satu orang yang melakukan kontak erat dengan penderita infeksi Omicron dan menurut hasil pemeriksaan tertular COVID-19, menurut dia, juga menjalani karantina di rumah sakit.

"Kondisinya baik dan tidak bergejala," kata Nanik.

Menurut Nanik, Dinas Kesehatan sudah menyampaikan surat edaran tentang pencegahan dan pengendalian penularan Omicron kepada para pemimpin rumah sakit dan puskesmas. 

Kota Surabaya memiliki 38 rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19 dengan 2.886 tempat tidur pasien dan fasilitas isolasi terpusat di Asrama Haji dengan 899 tempat tidur pasien.
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2022