Tim Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memberikan pelatihan pembuatan pakan ikan pada santri berwirausaha di Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan dalam program Matching Fund Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

"Melalui pelatihan ini sejumlah ponpes yang dibina diharapkan bisa lebih mandiri dalam mengolah pakan ikan," terang Ir Pahmi Ansyari, MS dari dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM di Banjarbaru, Senin.

Diakui Pahmi, selama ini santri menciptakan pakan ikan menggunakan bahan dedak dan ikan rucah.

Kolaborasi antara dua bahan tersebut telah memenuhi sumber nabati dan hewani untuk ikan nila, tetapi tim ULM mengkaji ulang komposisi pakan yang lebih bermutu untuk budidaya perikanan.

Ketika menyampaikan materi praktik pengolahan pakan ikan, dosen Program Studi Budidaya Perairan Dr Noor Arida Fauzana, S.Pi menjelaskan ada empat bahan dicampur sekaligus yaitu dedak dan jagung sebagai sumber nabati, ikan rucah sebagai protein hewani, dan tepung kanji sebagai perekat pakan. 

Jika di lokasi tidak ada kanji, Arida menyarankan bisa diganti dengan perekat lain seperti tepung terigu atau sagu.

Untuk menghasilkan 1 kg pakan, tambah dia, dibutuhkan 229,7 gram dedak, 228,7 gram jagung, 425,6 gram ikan rucah, 114,9 gram tepung kanji, serta vitamin sebesar 0,04 gram.

Perhitungan tersebut telah dipertimbangkan sesuai dengan fungsi dan kegunaan tiap bahan.

Komposisi pakan tersebut diklaim tim ULM mampu memenuhi 30 persen kebutuhan protein ikan nila, 5 persen melebihi standar kebutuhan nila pada umumnya.

Selain itu dari segi ekonomis, pakan tersebut dinilai lebih terjangkau dibandingkan pakan nila buatan pabrik.

“60 sampai 70 persen biaya ternak nila dialokasikan untuk keperluan pakan saja. Tetapi jika ponpes mampu membuat pakan mandiri, maka dapat menekan biaya hingga 50 persen," paparnya.

Sementara Muhammad Amin selaku
penanggungjawab vokasi kolam ikan Pondok Pesantren Nurul Muhibbin Halong berharap para santri bisa mempraktikkan apa yang telah diajarkan dosen ULM sehingga dapat mandiri dalam membuat pakan ikan.

ULM dan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) berupaya untuk bersama-sama  membentuk ekosistem Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang digelorakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim yang salah satunya melalui program Matching Fund.

Melalui Program Adaro Santri Sejahtera (PASS) yang merupakan program turunan dari Matching Fund Kemenristekdikti, ULM sebagai PTN terbaik di pulau Kalimantan terakreditasi A berupaya menciptakan kolaborasi bersama dunia usaha dan dunia industri mendorong kemandirian ekonomi pondok pesantren.

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021