Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Nelayan di Desa Sarang Tiung, Pulaulaut Utara, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, merugi sekitar Rp1,4 miliar, setelah 150-200 bagan milik mereka roboh diterjang angin dan gelombang tinggi.


"Peristiwa ini sebenarnya sudah bisa dikategorikan sebagai bencana, karena musibah robohnya ratusan bagan disebabkan oleh alam, yakni angin dan gelombang tinggi," kata kepala Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten Kotabaru, H Talib, di Kotabaru, Sabtu.

Talib menjelaskan, robohnya ratusan bagan milik nelayan di Desa Sarang Tiung dan sekitarnya itu terjadi dalam waktu sepekan terakhir.

"Padahal, musim angin kencang dan gelombang tinggi atau (musim tenggara) ini diperkirakan masih akan berlanjut hingga Januari 2016," terang dia.

Dengan demikian, lanjut dia, jumlah nelayan yang dikhawatirkan menjadi korban akan bertambah banyak, dan nelayan yang menderita kesusahan juga akan semakin lama akan semakin berat.

Saat ini saja, ujar Talib, nelayan sudah banyak yang susah tidak bisa menangkap ikan, karena alat tangkapnya (bagan) mereka ambruk, dan tidak memiliki biaya untuk membangun kembali karena biayanya cukup tinggi.

"Biaya membangun satu bagan kisaran Rp50 juta-Rp70 juta. Jadi kalau dalam satu minggu ada sekitar 200 bagan yang roboh, maka jumlah kerugian bisa mencapai kisaran Rp1,4 miliar," jelas Talib.

Dikatakan, sebagian nelayan yang baganya roboh, mereka tetap mencari ikan dengan perahu, tetapi sebagian yang lain memilih beristirahat dan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka mengambil simpanan, bagi yang sempat menabung saat musim teduh.

Tetapi bagi nelayan yang menjadi buruh, atau sebagian besarnya mereka menjadi buruh bangunan, berkebun, atau meminjam kepada juragannya untuk biaya hidup sehari-hari.

Talib mengharapkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan Pemkab Kotabaru, untuk memberikan solusi mencarikan jalan keluar bagi nelayan yang terkena musibah baganya roboh.

"Solusi bisa berupa bantuan sosial, atau yang lainnya, yang terpenting bisa membantu meringankan beban nelayan di Kotabaru," paparnya.

Seorang juragan bagan H Ranja mengaku, sedikitnya enam bagan miliknya yang baru saja dibangun roboh setelah diterjang angin kencang dan gelombang tinggi.

"Saat kejadian itu, tinggi gelombang laut di perairan sekitar 1,5 meter-2 meter," ujarnya.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015