Majukan Ekonomi, Sejahterakan Masyarakat

Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Sepuluh tahun memimpin Kalimantan Selatan (Kalsel), Gubernur H Rudy Ariffin terbukti mampu memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Banua.
    
Kemampuan memajukan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, tergambar dari dana pembangunan yang terus meningkat, di awal kepemimpinannya tahun 2005, APBD Kalsel baru sekitar Rp900 miliar dan kini di akhir kepemimpinannya APBD Kalsel sudah lebih dari Rp5 triliun.
    
Ekonomi Kalsel tumbuh 4,85 persen tahun 2014. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha antara lain, pengadaan listrik dan gas  mengalami pertumbuhan tertinggi 15,51 persen.
    
Diikuti  informasi dan komunikasi 9,78 persen dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang  9,11 persen.
    
Struktur perekonomian Kalsel 2014 masih didominasi  tiga lapangan usaha utama yaitu pertambangan dan penggalian (27,03%), pertanian, kehutanan dan perikanan (14,32%) dan industri pengolahan (13,15%).  
    
Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalsel, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan meningkat dari tahun ke tahun.  
   
PDRB atas dasar harga berlaku  tahun 2010 sebesar Rp83.305,00 miliar sedangkan  2014 sebesar Rp131.592,89 miliar. PDRB atas dasar harga konstan  tahun 2010 sebesar Rp83,3 miliar,  tahun 2014  Rp106,8 miliar.
    
PDRB perkapita Kalsel juga meningkat dari tahun ke tahun. Nilai PDRB tahun 2010 hanya  Rp16,49 juta, tahun 2011 menjadi Rp18,44 juta, dan 2012 Rp28,20 juta, dan 2013 menjadi Rp30,06 juta, terakhir 2014  mencapai  Rp33,64 juta.  
    
Sampai Desember 2014, laju inflasi year on year  6,98 persen. Inflasi lima tahun terakhir, tahun 2014 masih lebih tinggi dibanding 2013, 2012, dan 2011. Namun masih lebih rendah dibanding  2010, sebesar 9,06 persen.
    
Ekspor Kalsel tahun 2014 mencapai 8,03 miliar dolar Amerika,  naik  25,97 persen bila dibanding 2010 dengan nilai ekspor 6,37 miliar dolar Amerika.
    
Menurut kelompok barang, perbandingan ekspor tahun 2010 dan 2014, masih sama-sama didominasi kelompok barang dari bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta kayu dan barang dari kayu.
    
Tahun 2014, kelompok bahan bakar mineral memberi kontribusi  80,63 persen dari nilai total ekspor Kalsel. Kelompok kedua terbesar setelah bahan bakar mineral  kelompok lemak & minyak hewani/nabati dengan kontribusi 14,95 persen.   
    
Dibanding tahun 2010, nilai ekspor tahun 2014 untuk semua kelompok barang kecuali untuk bijih, kerak, dan abu logam, meningkat cukup signifikan.
    
Tiga besar negara tujuan utama ekspor melalui pelabuhan muat di Kalsel tahun 2014 adalah India, Tiongkok dan Jepang.  Nilai ekspor tertinggi tahun 2014 dengan tujuan India  2.357.584.534 atau naik 143,29 persen dibanding ekspor 2010 yang mencapai 969.037.468 dolar Amerika, dengan komoditi utama batubara.  
    
Adapun negara tujuan kedua Tiongkok sebesar 2.027.141.748 dolar Amerika, 2014, dibanding ekspor tahun 2010 meningkat 32,11 persen.
    
Komoditas utama yang di ekspor ke Tiongkok  sama seperti yang diekspor ke India yaitu batubara. Berada di urutan ketiga adalah ekspor ke Jepang dengan total nilai  1.029.586.948 dolar Amerika atau turun 7,37 persen dibanding 2010 yang mencapai  1.111.459.713 dolar Amerika, komoditi terbesar yang diekspor ke Jepang juga batubara.
                       
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
 
Beberapa indikator keberhasilan pembangunan Kalsel yang juga refleksi peningkatan kesejahteraan masyarakat rentang tahun 2010 hingga 2014, di antaranya, Kalsel berhasil menurunkan angka kemiskinan.
    
Tahun 2010, penduduk miskin di Kalsel lebih  6 persen. Sedangkan saat ini, penduduk miskin di bawah 5 persen.
    
Penurunan kemiskinan sebesar 4,25 persen sesuai target RPJMD, Insya Allah bisa terpenuhi  akhir tahun 2015.
    
Pemerintah Kalsel juga sukses menurunkan angka pengangguran, bahkan melampaui target RPJMD. Angka pengangguran hingga tahun 2014  tersisa 3,94 persen. Sedangkan target RPJMD kisaran 6,25 – 6,50 persen.
    
Peningkatan akses dan mutu pendidikan, yang tercermin dari meningkatnya angka rata-rata sekolah dari 7,65 tahun di tahun 2010 menjadi 8,13 tahun pada  2014.
    
Angka melek huruf 15 tahun ke atas meningkat dari 95,94 persen pada tahun 2010 menjadi 97,50 persen pada  2014. Angka buta aksara juga berkurang signifikan, dari 4,06 persen tahun 2010 menjadi 2,50 persen pada  2014.
    
Angka Partisipasi Kasar (APK) dari paud, Sekolah Dasar sederajat, Sekolah Lanjutan Pertama sederajat hingga SMU sederajat juga  meningkat.
    
Keberhasilan pembangunan pendidikan dibuktikan pula dengan penghargaan yang  diraih. Satyalencana pembangunan pendidikan, anugerah aksara tingkat pratama bidang pendidikan, pelopor penyelenggara pendidikan inklusif nasional, inclusive award, anugerah Ki Hajar.
    
Selanjutnya, anugerah pendidikan pasiad 2012 (pasiad education awards), serta penghargaan implementasi perda pendidikan Alquran Nomor 3 tahun 2009 dan inclusive education award.
    
Peningkatan pelayanan kesehatan melalui  puskesmas yang memberi pelayanan standar, meningkat hingga 85 persen dibandingkan   2010 yang hanya  60 persen.
    
Peningkatan rumah sakit yang terakreditasi dari 60 persen di tahun 2010 menjadi 95 persen tahun 2014.Indikasi keberhasilan pembangunan kesehatan ditunjukkan pula peningkatan posyandu purnama/ mandiri, dari 28 persen pada tahun 2010 menjadi 60 persen  tahun 2014.
    
Peningkatan persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (phbs) dari 42 persen  tahun 2010 menjadi 55 persen pada 2014. Peningkatan persentase desa siaga aktif dari 25% pada tahun 2010 hingga 46 persen pada tahun 2014.
    
Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dari 63,81 tahun menjadi 65,2 tahun  rentang tahun 2010 sampai 2014. Angka kematian bayi tahun 2014 turun menjadi 44 per 1000 kelahiran hidup dibanding tahun 2010 dengan 50 per 1000 kelahiran hidup.
    
Angka kematian ibu juga berhasil ditekan dari 100 kasus di tahun 2010 menjadi 88 kasus hingga tahun 2014. Kalsel pun urutan teratas dari seluruh provinsi di Indonesia untuk persentase anggaran kesehatan.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015