Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 22 poin menjadi Rp13.317 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.339 per dolar AS.


Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu mengatakan  kebijakan Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen dinilai positif kalangan pelaku pasar, kebijakan BI itu diharapkan dapat menjaga perekonomian domestik.

"BI menahan suku bunga acuan walaupun pertumbuhan masih akan buruk di kuartal kedua 2015. Ketidakpastian global menjadi alasan BI untuk tidak mendukung sepenuhnya stimulus moneter yang lebih agresif," kata Rangga Cipta.

Ia menambahkan bahwa adanya harapan positif terhadap data neraca perdagangan Indonesia yang akan kembali membukukan surplus menambah sentimen positif bagi rupiah untuk tetap bertahan di area positif.

"Angka neraca perdagangan Indonesia sedang ditunggu pasar hari ini (15/7), diperkirakan tetap surplus sekitar 300-400 juta dolar AS," katanya.

Dari eksternal, lanjut dia, angka penjualan ritel Amerika Serikat periode Juni 2015 memberikan peluang bagi mata uang rupiah bergerak menguat di pasar valas domestik. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa perkiraan awal penjualan ritel dan jasa makanan untuk Juni sebesar 442 miliar dolar AS, turun 0,3 persen dari bulan sebelumnya.

Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa penguatan rupiah masih dibayangi oleh perekonomian domestik pada semester kedua mendatang serta masih berlangsungnya kecemasan tentang Yunani.

"Rupiah masih cukup stabil seiring investor mencermati perekonomia domestik ke depannya serta faktor eksternal lainnya," kata Ariston Tjendra./e

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015