Kotabaru, (AntaranewsKalsel) - Teknologi Salibu yakni memanfaatkan batang padi yang telah dipanen ditebas dan dibiarkan berbuah, menjadi cara yang efesien untuk meningkatkan produktivitas padi di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

"Dengan teknik salibu ada penghamatan sekitar Rp3,5 juta, dibandingkan dengan cara yang biasa dalam menanam padi," kata Komandan Kodim 1004 Kotabaru Letnan Kolonel Inf Khabib Mahfud, usai melakukan panen padi dengan menggunakan teknologi Salibu, di Pembelacanan, Kotabaru, Sabtu.

Penghematan terjadi pada biaya pengolahan lahan, biaya pembelian benih, penyemaian, dan biaya tanam, total ditaksir Rp3,5 juta per hekatre.

"Belum lagi dengan waktu yang singkat, juga bisa dinilai dengan uang. Karena dengan teknologi salibu petani tidak perlu menyemai benih," ujarnya.

Menurut Dandim, dengan cara biasa petani yang biasanya bisa panen tiga kali setahun, tetapi dengan teknologi salibu petani bisa panen empat kali setahun.

Dikatakan, teknologi salibu yang diterapkan pertama kali di Kotabaru, sudah menujukkan keberhasilan yang baik. Meski hasil panen belum sesuai yang diharapkan.

Hasil panen padi jenis Inpari yang dikembangkan dengan teknologi Salibu di Desa Pembelacanan, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kotabaru bisa menghasilkan 4,6 ton per hekatre, lebih rendah dari target lebih 6 ton per ha.

"Belum tercapainya target panen padi teknologi salibu di Pembelacanan hingga 6 ton, karena di lokasi tersebut belum tersedianya sarana irigasi," tuturnya.

Dia optimistis, apabila program salibu didukung dengan saranb irigasi yang baik, maka target bisa menghasilkan gabah 6 ton per ha bisa tercapai.

Ke depan, program salibu akan dikembangkan di sejumlah daerah penghasil padi di Kabupaten Kotabaru.

Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani di Bumi Asih, Kelumpang Selatan, Kotabaru Suli Sarwono mengatakan, dengan teknologi salibu, hasil panen tidak kalah baiknya, bahkan hasilnya bisa lebih baik dari tanaman induk (awal).

Masih banyak petani belum berani menerapkan teknologi salibu, mereka lebih memilih bercocok tanam seperti biasa, yakni, setelah panen pertama, sawah diolah atau dicangkul terlebiuh dahulu sebelum ditanamam seperti biasa.

Menurut Suli dengan teknologi salibu, petani lebih untung karena dapat menghemat biaya mengolah tanah, membeli bibit, tenaga menyemai dan menanam benih yang sudah disemai.

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015