“EE” begitulah sebutan singkatnya untuk cairan sejuta manfaat itu.

 Cairan yang merupakan hasil fermentasi campuran antara sampah organik dengan gula dan air atau yang familiar disebut dengan istilah Eco Enzyme. Larutan Eco Enzyme mengandung banyak jenis enzim alami yang berasal dari buah dan sayuran, serta yang dihasilkan oleh mikroba.

Tuti Mardiyati, salah satu kader lingkungan binaan Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) kali ini berbagi ilmu untuk membuat EE.

Berawal dari mengikuti Bimtek KLH kemudian aktif dalam komunitas Eco Enzym, kini Tuti sapaan akrabnya mengajak ibu-ibu sekitar rumahnya serta para kader lingkungan binaan YABN lainnya untuk membuat EE.

“ Saya suka melakukan ini karena demi kemaslahatan bumi kita dan keberlangsungan anak cucu kita ke depan” ungkap Tuti yang memiliki jiwa sosial dan kepekaan lingkungan yang tinggi.

 Lebih lanjut ia mengatakan  EE itu banyak sekali manfaatnya bagi lingkungan karena memanfaatkan sampah organik serta sejuta manfaat lainnya dan proses pembuatannyapun sangat mudah.

“Cukup ingat, 1, 3 dan 10 itulah formulanya” jelasnya. Satu bagian untuk gula, 3 bagian untuk sampah organik dan 10 untuk air.

 Cara membuatnya sangat sederhana, siapkan wadah plastik sesuai kapasitas yang anda butuhkan, kemudian masukan semua bahan tersebut sesuai formula (1:3:10) pastikan semua bahan tercampur, kemudian tutup rapat dan diamkan selama 90 hari untuk kemudian siap dipanen.

Agar kualitasnya bagus, Tuti juga memberikan beberapa tips, diantaranya wadah dan pengaduk yang digunakan harus berbahan plastik.

Jenis sampah organik yang digunakan adalah kulit buah dan sayur yang masih segar serta beragam jenisnya tetapi jangan yang keras, seperti kulit durian atau salak.

Sebaiknya menggunakan air sumur, air hujan atau kalau menggunakan air PDAM harus diendapkan 2-3 hari.

 Gulanya juga dianjurkan gula alami, tidak disarankan menggunakan gula pasir. Hingga saat ini,

 Tuti sudah panen sekitar 50 an liter EE dan telah merasakan sendiri manfaatnya.

“ Selain mengurangi sampai organik, cairan EE yang sudah dipanen, saya gunakan untuk cuci piring, cuci baju, mempel lantai, membersihkan kloset, bahkan untuk mandi, shampoo” ungkapnya.

 Lebih lanjut ia mengatakan EE buatannya sangat wangi dan bikin adem setelah menggunakannya serta bisa digunakan terapi  mengatasi pegel kaki dan dapat mengobati sariawan juga.

Dalam proses fermentasi, Tuti juga sangat beruntung, karena EE yang dihasilkannya mengandung jamur Pitera jadi bisa digunakan untuk lulur dan juga masker wajah.

Tak hanya berhenti sampai di situ, ampas EE juga bisa digunakan untuk membasmi serangga dan kecoa serta untuk pupuk tanaman.

Banyak sekalikan manfaatnya, buat lingkungan, kesehatan dan dapat mengganti produk rumah tangga pasaran, sehingga bisa hemat pengeluaran bulanan rumah tangga tentunya.

Yuk, tunggu apalagi.

Mari kita buat Eco Enzyme!!!

Pewarta: *

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021