Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sejumlah tokoh masyarakat, politisi dan pengusaha di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, mengusulkan perubahan titik rencana pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Pulau Laut dengan daratan Pulau Kalimantan.
Usulan tersebut diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tanah Bumbu (Tanbu), H Hasudungan dalam jumpa pers di Banjarmasin, Selasa.
Mereka mengusulkan agar titik pembangunan jembatan yang berada wilayah Tanbu diubah dari rencana semula di Tanah Merah ke Kersik Putih, yang sama-sama berada di kawasan Batulicin (ibu kota kabupaten tersebut).
Sebab, titik pembangunan jembatan tersebut di Kersik Putih lebih unggul dari titik-titik lain dalam perspektif pembangunan di Tanbu yang baru berdiri sendiri atau pemekaran dari Kabupaten Kotabaru, Kalsel April 2003.
Keunggulan-keungulan itu antara lain, kondisi laut atau Selat Pulau Laut cukup aman dari pergerakan pelayaran, dengan demikian keselamatan pelayaran lebih terjamin.
Selain itu, Kersik Putih merupakan daerah tidak padat penduduk, dengan demikian pembebasan lahan jauh lebih mudah dan efesien.
"Apalagi ada warga (H Amir) yang bersedia menghibahkan tanahnya guna pembangunan jembatan tersebut," tambah anggota Fraksi Amanat Demokrat DPRD Tanbu, Fawahisah Mahabatan SE, SH.
Sementara itu, anggota DPRD Tanbu dari Partai Golkar, Andi Tanrang Alaydrus mengatakan, dengan titik pembangunan jembatan tersebut di Kersik Putih, bentangnya akan lebih pendek.
"Dengan pendeknya bentang jembatan tersebut, berarti pembiayaan bisa dihemat, dan dari penghematan itu dapat untuk pembangunan infrastruktur lain," ujarnya dalam jumpa pers yang juga hadir Ketua Forum Komunikasi Pariwisata Tanbu Yandi.
Pembangunan jembatan antara Pulau Luat, tempat ibu kota Kabupaten Kotabaru itu rencana panjang bentang sekitar 6.500 meter dengan titik Tanjung Serdang - Tanah Merah, Batulicin, akan memerlukan biaya sekitar Rp3,6 triliun.
Tapi dengan usul sejumlah tokoh masyarakat, politiisi dan pengusaha Tanbu tersebut, panjang jembatan itu nantinya lebih pendek sekitar dua kilometer, yang berarti pula bisa menghemat dalam pembiayaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015
Usulan tersebut diungkapkan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tanah Bumbu (Tanbu), H Hasudungan dalam jumpa pers di Banjarmasin, Selasa.
Mereka mengusulkan agar titik pembangunan jembatan yang berada wilayah Tanbu diubah dari rencana semula di Tanah Merah ke Kersik Putih, yang sama-sama berada di kawasan Batulicin (ibu kota kabupaten tersebut).
Sebab, titik pembangunan jembatan tersebut di Kersik Putih lebih unggul dari titik-titik lain dalam perspektif pembangunan di Tanbu yang baru berdiri sendiri atau pemekaran dari Kabupaten Kotabaru, Kalsel April 2003.
Keunggulan-keungulan itu antara lain, kondisi laut atau Selat Pulau Laut cukup aman dari pergerakan pelayaran, dengan demikian keselamatan pelayaran lebih terjamin.
Selain itu, Kersik Putih merupakan daerah tidak padat penduduk, dengan demikian pembebasan lahan jauh lebih mudah dan efesien.
"Apalagi ada warga (H Amir) yang bersedia menghibahkan tanahnya guna pembangunan jembatan tersebut," tambah anggota Fraksi Amanat Demokrat DPRD Tanbu, Fawahisah Mahabatan SE, SH.
Sementara itu, anggota DPRD Tanbu dari Partai Golkar, Andi Tanrang Alaydrus mengatakan, dengan titik pembangunan jembatan tersebut di Kersik Putih, bentangnya akan lebih pendek.
"Dengan pendeknya bentang jembatan tersebut, berarti pembiayaan bisa dihemat, dan dari penghematan itu dapat untuk pembangunan infrastruktur lain," ujarnya dalam jumpa pers yang juga hadir Ketua Forum Komunikasi Pariwisata Tanbu Yandi.
Pembangunan jembatan antara Pulau Luat, tempat ibu kota Kabupaten Kotabaru itu rencana panjang bentang sekitar 6.500 meter dengan titik Tanjung Serdang - Tanah Merah, Batulicin, akan memerlukan biaya sekitar Rp3,6 triliun.
Tapi dengan usul sejumlah tokoh masyarakat, politiisi dan pengusaha Tanbu tersebut, panjang jembatan itu nantinya lebih pendek sekitar dua kilometer, yang berarti pula bisa menghemat dalam pembiayaan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015