Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Sedikitnya 4.000 buruh dan keluarganya mengikuti jalan santai memperingati Hari Buruh Internasional 2015 di Disnaker di depan kantor Gubernur Kalsel di Banjarmasin.

"Momentum Hari Buruh tidak harus diisi unjuk rasa karena salurannya sudah ada," kata Ketua KSPSI Biro Hukum Sumarlan.



Seakan ingin menunjukan bahwa buruh Kalsel mampu turut menjaga suasana kondusif di Kalimantan Selatan, mereka mengikuti jalan santai yang dilepas Gubernur Rudy Ariffin tersebut dengan penuh keceriaan.

"Saat ini ketersediaan tenaga kerja dengan permintaan sangat tidak seimbang sehingga sektor informal mesti di gerakan," kata Antonius Simbolon.

Mengenai sepuluh tuntutan aksi buruh nasional di Jakarta, Kadisnaker Kalsel Antonius Simbolon menganggapnya hal yang wajar. Seperti penghapusan dengan pengangkatan tenaga outsourcing menjadi karyawan tetap seharusnya di lakukan vendor, karena sebagai pemilik tenaga kerja.

Sementara soal kenaikan upah wajar dipenuhi selama sesuai kebutuhan dan kemampuan perusahaan.
Permasalahan kerja sendiri masih banyak di Kalsel, dikarenakan pengusaha tidak taat aturan ketenagakerjaan.
Di Kalsel diperkirakan sekitar 30 persen pengusaha di sektor jasa dan perdagangan melanggar aturan kerja dan pengupahan. Rata-rata perusahaan kecil.

"Sekitar 30 persen pengusaha masih melanggar aturan kerja," kata Antonius.

Selain menggelar jalan santai, periingatan Hari Buruh Internasional 2015 di Kalsel juga melaksanakan donor darah dan dialog interaktif.

"Pekerja bisa diatur dan mengatur dirinya sendiri untuk menciptakan simbiosis mutualisme," kata Anggota APINDO Kalsel Bambang.

"Segala sesuatu bisa dibicarakan, kenaikan upah hal wajar namun harus saling mengerti dengan kondisi ekonomi yang berkembang," lanjut Bambang.

Pewarta: Herry Murdy Hermawan

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015