Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Muhammad Syaripuddin SE MAP mengharapkan pembangunan empat proyek strategis di provinsinya segera terealisasi.

Harapan itu melalui WA-nya, Jumat (2)7) malam menjawab Antara Kalsel, seiring penandatanganan "nota kesepahaman" atau Memorandum of Understanding (MoU) penawaran kerja sama empat proyek strategis di provinsi yang terdiri atas 13 kabupaten/kota tersebut.

Ia menerangkan, pemerintah provinsi (Pemprov) Kalsel menawarkan empat proyek strategis bidang infrastruktur dengan nilai keseluruhan puluhan triliun rupiah kepada manajemen PT Pasific Global Investment, Korea Selatan (Korsel).

"Penawaran atau penjajakan kerja sama empat proyek strategis itu dipertajam dalam penandatanganan MoU," ujar mantan anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Kalsel tersebut yang akrab dengan sapaan Bang Dhin.

Keempat proyek strategis itu, pembangunan Jembatan Pulau Laut Kotabaru atau kabupaten paling timur Kalsel - daratan Kalimantan tersebut perhitungan pembiayaan semula senilai Rp3,6 triliun.

Jembatan yang terletak antara Pulau Laut Kotabaru - Batulicin (sekitar 260 kilometer tenggara Banjarmasin), ibukota Tanbu tersebut sudah terbangun jalan penghubungnya, kecuali bentang utama sepanjang 700 meter.

Selain itu, jalan bebas hambatan sepanjang 157 kilometer antara Banjarbaru - Batulicin, Tanbu yang sudah memiliki kawasan perekonomian terpadu (Kapet) sepanjang  melintasi Pegunungan Meratus bisa mempercepat jarak tempuh.

Pasalnya jalan yang selama ini masyarakat tempuh dari Banjarmasin - Batulicin berjarak sekitar 260 kilometer dan makan waktu perjalanan naik mobil dengan kecepatan normal bisa mencapai enam atau tujuh jam, sedangkan lewat jalan bebas hambatan mungkin cuma dua jam.

"Estimasi atau perkiraan biaya proyek jalan bebas hambatan itu Rp14,3 triliun dengan tawaran pola pinjaman daerah kepada investor," ungkap wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel VI/Kabupaten Kotabaru dan Tanbu tersebut.

Proyek lain yang ditawarkan yakni jalur kereta api sepanjang 215 kilometer menghubungkan Kota Banjarmasin – Tanjung, ibukota Kabupaten Tabalong dengan perkiaraan biaya Rp25,7 triliun.

Kemudian pembangunan Pelabuhan Trisakti baru senilai Rp220 miliar di Kota Banjarmasin juga jadi alternatif investor Korsel yang berminat berinvestasi di Kalsel. Jika proyek ini ditambah dengan kawasan industri terpadu di Mantuil, investasinya bisa mencapai Rp2 triliun.

Proyek tambahan yang ditawarkan Pemprov Kalsel adalah pembangunan Pusat Jantung Terpadu di RSUD Ulin Banjarmasin senilai Rp175 miliar dengan pola kerja sama berupa pinjaman.

"Kita sambut positif atas penawaran Pemprov Kalsel bekerjasama dengan investor dari 'Negeri Genseng' Korsel buat membangun sejumlah proyek strategis, dan dengan harapan segera Memorandum of Agreement (MoA) atau pelaksanaannya," lanjut laki-laki kelahiran Tungkaran Pangeran Batulicin Tahun 1979 itu.

"Dengan terealisasinya pembangunan proyek-proyek strategis tersebut tentu kita berharap akan meningkatkan perekonomian rakyat Banua (daerah Kalsel = red) dan menambah investasi di bidang infrastruktur," demikian Bang Dhin.

Penandatanganan MoU pembangunan proyek-proyek strategis itu antara Penjabat Gubernur Kalsel Dr Safrizal ZA MSi dengan investor dari Korsel tersebut di Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) setempat di Banjarbaru (35 kilometer timur laut Banjarmasin).

Pihak investor tersebut Chairman of Fasifik Group Kim Young O selaku pihak pertama dan dari Pemprov Kalsel selaku pihak kedua, dan menyaksikan penandatanganan MoU itu Ketua DPRD provinsi setempat,  Dr (HC) H Supian HK SH MH.
 

Pewarta: Syamsuddin Hasan

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021