Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan mengingatkan masyarakat adanya aksi calo darah yang kerap memanfaatkan ketidaktahuan keluarga pasien di rumah sakit, sehingga harga satu kantong darah menjadi lebih mahal.

"Saya ingatkan keluarga pasien yang membutuhkan darah sebaiknya langsung datang berurusan dengan kami, jangan lewat orang lain yang mengaku-ngaku bisa mendapatkan darah dengan mudah dan cepat," kata Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Banjarmasin dr Aulia Ramadhan Supit, Rabu.

Diakui Rama, begitu biasa dokter muda ini disapa, pihaknya kerap mendapatkan informasi masyarakat yang mengeluh mahalnya harga darah yang sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataannya di PMI.

"Ternyata ada oknum yang bisa kita bilang sebagai calo alias perantara mendatangi keluarga pasien menawarkan darah yang kebetulan dibutuhkan. Harganya tentu jauh lebih mahal dari resminya," bebernya.

Dijelaskan Rama terkait biaya pengganti satu kantong darah sudah diatur Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 22/S.KP/UKPD.BPPD/VII/2014 tentang biaya pengganti pengolahan darah pada PMI. Untuk produk darah biasa (WB, PRC, TC, FFP, AHF) kisarannya Rp360 ribu. Sedangkan darah tertentu seperti darah dengan leucodepleted dengan jumlah leukosit <1×106 per unit (dengan filtrasi) ataupun pelayanan darah tromboferesis harganya bervariasi mulai Rp700 ribu sampai Rp3.600.000.

"Semuanya juga bisa ter-cover BPJS jadi jangan khawatir bagi masyarakat bisa memanfaatkan
BPJS Kesehatan untuk mendapatkan kebutuhan darah di PMI," jelasnya.

Ditegaskan Rama pula, sejatinya PMI tidak menjual darah. Namun ada biaya pengganti pengolahan darah dan operasional. Sehingga pihaknya tidak ada profit apapun lantaran prioritas PMI adalah sosial kemanusiaan.

"Dalam sehari kebutuhan darah di kota ini 100 kantong atau sekitar 3.000 sampai 3.500 kantong perbulan untuk memenuhi permintaan sejumlah rumah sakit. Alhamdulilah saat ini stok cukup stabil berbeda di awal pandemi tahun lalu kita sempat krisis darah," tandas anggota DPRD Kota Banjarmasin periode 2014-2019 itu.  

Pewarta: Firman

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021