Chongqing Sokon Motor Group Co Ltd sebagai induk PT Sokonindo Automobile yang memproduksi mobil merek DFSK berharap mendapatkan insentif dari pemerintah Indonesia.
"Kami berharap adanya bantuan kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia agar kami bisa berkembang lagi," kata General Manager Chongqing Sokon Motor Group Co Ltd, Zhang Xingyan, kepada ANTARA Beijing, Jumat.
Ia menyambut positif kebijakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) nol persen yang diberlakukan pemerintah Indonesia sejak Maret lalu untuk mendongkrak penjualan mobil.
"Pajak nol persen itu insentif yang lebih banyak dinikmati oleh pembeli, bukan penjual
atau produsen seperti kami," ujarnya.
Oleh sebab itu, menurut dia, kebijakan PPnBM nol persen tersebut belum begitu berpengaruh terhadap produsen otomotif di Indonesia.
Padahal dia melihat pasar otomotif di Indonesia sangat besar dan akan terus berkembang pesat.
Ia mengakui, penjualan DFSK di Indonesia sempat terdampak oleh pandemi COVID-19. Bahkan sejak awal 2020 sedikitnya 3.000 unit mobil yang diproduksi di empat pabriknya di Indonesia belum terjual.
"Sekarang pasar otomotif di Indonesia sudah mulai pulih. Kami ingin berkembang lagi," kata Zhang.
Industri otomotif yang berkantor pusat di Kota Chongqing tersebut mulai membangun pabriknya di Indonesia pada 2015 dengan nilai investasi mencapai 150 juta dolar AS (Rp2,1triliun).
Sokon mulai memproduksi kendaraan merek DFSK di Indonesia pada 2018 dan sampai saat ini sudah memiliki 100 cabang penjualan yang tersebar di pelosok Tanah Air.
DFSK berencana menambah investasi lagi di Indonesia seiring dengan dimulainya produksi mobil listrik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021
"Kami berharap adanya bantuan kebijakan dari pemerintah dan Bank Indonesia agar kami bisa berkembang lagi," kata General Manager Chongqing Sokon Motor Group Co Ltd, Zhang Xingyan, kepada ANTARA Beijing, Jumat.
Ia menyambut positif kebijakan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) nol persen yang diberlakukan pemerintah Indonesia sejak Maret lalu untuk mendongkrak penjualan mobil.
"Pajak nol persen itu insentif yang lebih banyak dinikmati oleh pembeli, bukan penjual
atau produsen seperti kami," ujarnya.
Oleh sebab itu, menurut dia, kebijakan PPnBM nol persen tersebut belum begitu berpengaruh terhadap produsen otomotif di Indonesia.
Padahal dia melihat pasar otomotif di Indonesia sangat besar dan akan terus berkembang pesat.
Ia mengakui, penjualan DFSK di Indonesia sempat terdampak oleh pandemi COVID-19. Bahkan sejak awal 2020 sedikitnya 3.000 unit mobil yang diproduksi di empat pabriknya di Indonesia belum terjual.
"Sekarang pasar otomotif di Indonesia sudah mulai pulih. Kami ingin berkembang lagi," kata Zhang.
Industri otomotif yang berkantor pusat di Kota Chongqing tersebut mulai membangun pabriknya di Indonesia pada 2015 dengan nilai investasi mencapai 150 juta dolar AS (Rp2,1triliun).
Sokon mulai memproduksi kendaraan merek DFSK di Indonesia pada 2018 dan sampai saat ini sudah memiliki 100 cabang penjualan yang tersebar di pelosok Tanah Air.
DFSK berencana menambah investasi lagi di Indonesia seiring dengan dimulainya produksi mobil listrik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021