Jakarta, (Antaranews Kalsel) - Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Asmawi Syam menilai Program Laku Pandai (layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif) yang baru saja diresmikan oleh Otoritas Jasa Keuangan merupakan program yang sangat efisien bagi bisnis perbankan.


"Terima kasih kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan Indonesia kini diberi kesempatan baru yang secara bisnis sangat efisien karena tidak perlu investasi untuk mendirikan kantor dan merekrut banyak bankir serta menyediakan brankas uang. Hal ini menguntungkan buat kami," kata Asmawi Syam saat jumpa pers peluncuran Program Laku Pandai di Kantor Pusat OJK, Jakarta, Kamis.

Program Laku Pandai adalah program penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak agen bank dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

Saat ini, BRI sendiri sebenarnya telah memiliki hampir 25.000 agen yang tersebar di seluruh Indonesia. Volume transaksi dari 25.000 agen tersebut, yakni sekitar 21 juta transaksi dengan nilai transaksi Rp7,8 triliun.

Hingga akhir 2015, BRI menargetkan peningkatan jumlah agen hingga dua kali lipat.

"Akhir tahun ini kami targetkan 50.000 agen dan volume transaksi 84 juta dengan nilai transaksi sekitar Rp22,4 triliun," kata Asmawi.

Target nilai transaksi sebesar Rp22,4 triliun itu, lanjut Asmawi, tidak termasuk penyaluran kredit oleh agen karena BRI sendiri tidak memberikan kewenangan kepada agen untuk memberikan kredit. Namun, hanya sebatas tabungan dengan karakteristik basic saving account (BSA).

Tabungan dengan karakteristik basic saving account (BSA) adalah tabungan yang tidak memiliki batas minimum, baik saldo maupun transaksi setor tunai.

Tabungan tersebut, kata dia, juga memiliki batas maksimum saldo sebesar Rp20 juta, dan maksimum transaksi pendebetan per bulan adalah Rp5 juta.

Selain itu, tabungan itu tanpa biaya administrasi bulanan dan tidak dikenakan biaya untuk pembukaan dan penutupan rekening serta transaksi pengkreditan rekening.

Asmawi mengatakan bahwa konsep dari laku pandai sendiri adalah konsep literasi yang ditujukan kepada masyarakat yang semula tidak mengenal bank (unbanked) menjadi tahu soal perbankan dan produk-produknya.

"Inti dari laku pandai ini itu adalah literasi, kita harus mendidik orang yang 'unbanked' menjadi mengerti bank. Dia senang dan lebih mudah dengan adanya bank. Mereka tidak lagi menyimpan di bawah bantal dan pergi jauh-jauh untuk menabung cuma Rp15 ribu--Rp20 ribu, cukup di agen saja," kata Asmawi./e

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015