Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - "Tari topeng bisa dilestarikan sampai kapanpun", adalah salah satu permintaan Maestro tari topeng kebanggaan Banua, Astaliah, sebelum menghembuskan nafas
terakhir di kediamannya pada , Jum'at (20/3) Pukul 17.10 Wita.
Astaliah, merupakan sosok seniman yang cukup setia menggeluti tari topeng, sejak dia remaja hingga tua. Bahkan di usianya yang di atas angka 100 tahun, dia masih rajin merawat puluhan topeng yang selalu dia pakai saat menari dalam pertunjukan.
Namun, kini sang Maestro asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebut, telah pergi meninggalkan berbagai kenangan tentang keindahan tari topeng bersama dengan pesan moral yang disampaikan melalui lenggok indah penari.
Menurut cucu Astaliah, Rusli , sebelum menghembuskan nafat terakhir, pada Jumat sekitar pukul 17.10 Wita, kesehatan Astaliah terus memburuk, tidak bisa makan selama lima belas hari terakhir serta hanya mengonsumsi air putih.
Astaliah, merupakan sosok seniman yang cukup setia menggeluti tari topeng, sejak dia remaja hingga tua. Bahkan di usianya yang di atas angka 100 tahun, dia masih rajin merawat puluhan topeng yang selalu dia pakai saat menari dalam pertunjukan.
Namun, kini sang Maestro asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah tersebut, telah pergi meninggalkan berbagai kenangan tentang keindahan tari topeng bersama dengan pesan moral yang disampaikan melalui lenggok indah penari.
Menurut cucu Astaliah, Rusli , sebelum menghembuskan nafat terakhir, pada Jumat sekitar pukul 17.10 Wita, kesehatan Astaliah terus memburuk, tidak bisa makan selama lima belas hari terakhir serta hanya mengonsumsi air putih.
"Sebelum meninggal beliau mengucapkan zikir dan tenang menghadapi kematian, meninggalkan satu orang anak dan 10 orang cucu," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015