Amuntai, (Antaranews Kalsel) -  Kerajinan Bunga Cempaka dalam botol yang menjadi salah satu kerajinan khas Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU),  Kalimantan Selatan terancam punah.
     
Kepala Bidang Industri Diskuperindag Hj Sri Mainor, mengatakan, pemerintah daerah  khawatir, kerajinan unik yang menjadi kebanggan pemerintah dan masyarakat HSU ini punah alias tidak lagi dibuat perajin.

Menurut dia, kerajinan 'kembang dalam botol' ini hanya  digeluti satu keluarga saja, yaitu  di Desa Tayur Kecamatan Haur Gading.
     
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskuperindag) Kabupaten HSU berharap, ketrampilan membuat kerajinan 'kembang dalam botol' dengan bahan bunga cempaka ini bisa dilanjutkan perajin lain.
     
"Memang ada yang bisa membuat atau menirunya,  namun bunga cempakanya  tidak bertahan lama  alias rusak," kata Sri Mainor.
     
Menurut Sri , hingga kini, hanya  satu orang perajin yang mampu membuat produk kembang dalam botol yang bunganya tahan lama selama puluhan tahun.
    
 "Kita tidak mengetahui pasti apakah ada tehnik khusus agar bunga cempaka dalam botol tidak rusak, pihak perajin tidak pernah mengajarkan trik-trik nya" kata Mainor.
     
Pihak perajin beralasan, usaha tersebut warisan secara turun-temurun keluarganya yang tidak bisa diajarkan tehnik pembuatannya kepada orang lain.
    
 Namun Mainor yakin pihak perajin tidak menggunakan bahan pengawet kimia untuk mengawetkan bunga cempaka dalam botol tersebut  karena jenis  kerajinan ini sudah ada sejak zaman dulu.
     
"Mungkin keahlian ini semacam hak paten usaha mereka,  Pemerintah daerah tentu  tidak bisa memaksa warganya untuk membagikan keahlian yang dimiliki kepada orang lain" katanya.
    
 Namun Mainor  mengakui jenis kerajinan kembang dalam botol ini sangat disukai Bupati HSU untuk diberikan kepada tamu daerah khususnya yang datang dari luar Kalsel, untuk dijadikan kenang-kenangan atau cendramata.
     
Pihak Diskuperindag sendiri mengaku banyak memesan jenis kerajinan ini dari Bu Tati diantaranya untuk dipameran dalam event promosi di luar Kalsel  dan sebagian lagi disimpan untuk keperluan pemberian cendramata kepada pejabat tamu daerah.

Keluarga Fauzi yang menggeluti usaha kerajinan bunga cempaka dalam botol ini memperoleh keahlian membuat kerajinan ini secara turun-temurun.
     
Sementara si perajin Sri Kasmawartati (48 tahun) biasa dipanggil Tati,  warga Desa Tayur yang memiliki keahlian khusus membuat kerajinan ini mengaku kemampuannya diwariskan turun-temurun dari keluarganya.
     
"Tapi kemampuan saya ini diperoleh begitu saja tanpa melalui belajar kepada orang tua" terangnya.
     
Karena kemampuannya diperoleh secara wangsit atau supranatural, keahliannya tidak bisa diajarkan kepada orang lain, kecuali secara tehnik saja.
     
Tati belum tahu apakah ada di antara ke tiga orang anaknya ada yang akan meneruskan kemampuan membuat kerajinan bunga cempaka dalam botol ini, pasalnya ketiga orang anaknya semuanya laki-laki.
    
"Biasanya hanya anggota keluarga perempuan yang mendapat kemampuan meneruskan usaha kerajinan ini" katanya.
    
Diterangkan, bahwa dirinya bukan tidak pernah mengajarkan kepada orang lain tehnik membuat  kerajinan unik ini namun setiap hasil yang dibuat orang lain berbeda dengan hasil buatanya.
     
"Kerajinan yang dibuat orang lain, tidak bertahan  lama bunganya akan rusak atau membusuk dalam botol, sedangkan jika saya yang bikin bisa tahan  tahun selama puluhan tahun asalkan kaca botolnya tidak pecah" jelas Tati.
    
Ia mengatakan jika dalam sebulan bisa menghasilkan rata-rata 10 botol yang dibuat berdasarkan pesanan dengan harga satu botolnya Rp180 ribu.
    
"Pejabat di daerah kami juga  sering memesan untuk cendramata yang berikan kepada pejabat daerah lain yang datang" katanya.
     
Bahan bunga cempaka ia beli  dari Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Bunga cempaka, paparnya beriringan mekarnya dengan bunga jenis lain, baik dimusim kemarau maupun musim penghujan.
     
Ia tidak keberatan jika hasil kerajinan yang dibeli darinya dijual kembali kepada orang lain yang tentunya dengan harga yang lebih mahal mencapai Rp300 ribu hingga Rp1 juta.
     
"Ada yang pesan lalu dijual lagi kepada orang lain, seperti di terminal di kota Amuntai dan di Bandara Syamsuddin Noor di Banjarbaru" terangnya.
     
Namun ia kurang tahu didaerah lain, apakah produk kerajinan juga diperjualbelikan kembali sebab setahunya hasil kerajinannya dipesan rata-rata hanya untuk cendramata..
     
Tati mempersilahkan bagi yang berminat ingin membeli kerajinan bunga cempaka dalam botol  bisa  menghubungi Pak Fauzi suami dari Ibu Tati di nomor telpon  selular 0852 4898 6922 di jamin bunganya lebih awet dan tahan lama hingga puluhan tahun.

Pewarta: Eddy Abdillah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2015