Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan yang memiliki aplikasi Berantas Kebakaran Hutan dan Lahan (Bekantan) mencoba mengintegrasikan dengan aplikasi Sistem Analisa Pengendalian Karhutla secara digital (Asap Digital) dan Lancang Kuning Nusantara dalam penanggulangan karhutla tahun ini.

"Nanti kita lihat teknologinya masing-masing apakah bisa diintegrasikan semuanya, kalau bisa ya bagus," kata Karo Ops Polda Kalsel Kombes Pol Moch. Noor Subchan di Banjarmasin, Senin.

Upaya pengintegrasian itu disampaikan Subchan saat rapat koordinasi lintas sektoral penanganan karhutla bersama Mabes Polri secara virtual yang diikuti di Rupatama Polda Kalsel.

Menurut dia, ke depan penanganan karhutla menjadi satu langkah saat bertindak melalui sinergi TNI-Polri dan instansi lainnya mulai tingkat pusat hingga ke daerah.

Diakui Subchan, selama ini masing-masing lembaga dan kementerian mempunyai aplikasi yang semua tujuannya baik dalam upaya penanganan karhutla.

Sehingga dalam menghadapi potensi karhutla tahun ini semuanya bisa bertindak berdasarkan satu aplikasinya yang sama.

"Jadi aplikasi Lancang Kuning ini ibarat kakinya dan Asap Digital matanya, sehingga ketika terdeteksi titik api oleh Asap Digital maka yang bergerak melakukan pemadaman pasukan Lancang Kuning yang sudah terkoneksi ke semua ponsel petugas," jelasnya.

Aplikasi Asap Digital merupakan inovasi Polda Jambi dalam menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Polisi bekerja sama dengan Telkom untuk memasang kamera CCTV di sejumlah titik rawan karhutla.

Sedangkan Lancang Kuning hasil karya Polda Riau oleh Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis pada Maret 2020 diperluas untuk digunakan pada 11 Polda karena dinilai berhasil menekan titik api.  

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021