Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Kandangan, Hulu Sungai Selatan (HSS), Jeremia Leonta menyampaikan kronologis kaburnya empat Narapidana (Napi) dari rutan, yang dihuni sekitar 265 orang napi dan tahanan tersebut.

Ia mengatakan, pelarian empat napi tersebut terjadi pukul 12.30 Wita, yang mana saat itu seluruh warga binaan memang mau mengikuti Shalat Zuhur.

"Memang warga binaan ini ada mengikuti Shalat Zuhur berjamaah dan ada juga yang tidak, jadi tidak semua mengikuti Shalat Zuhur," katanya, dalam keterangan saat berada di Aula Polres HSS, Selasa (2/3) sore.

Dijelaskan dia, memang menjadi rutinitas setiap Pukul 12.30 Wita di rutan, seperti biasa ada yang mengambil air wudhu sebelum shalat, juga ada yang belum mengambil air wudhu.

Baca juga: Panjat tembok belakang Rutan Kandangan, empat napi kabur

Bagi warga binaan yang sudah mengambil wudhu persiapan menuju lapangan untuk ikuti sholat, dan  kemungkinan empat napi yang kabur tersebut termasuk yang belum mengambil air wudhu.

Air wudhu disediakan rutan bertempat di kolam berupa baik air besar, biasanya dipergunakan warga binaan untuk cuci, mandi, dan lainnya, termasuk wudhu.

"Jadi keempatnya ini memang diduga sudah mempersiapkan pelarian dan ini masih dalam penyelidikan kami, pastinya mereka merusak atau membobol terali besi pembatas atas, karena kamar mandi umum itu tertutup dengan terali besi," katanya.

Menurut dia, diperkirakan keempat napi tersebut lepas setelah besi lepas karena dibengkokkan, dan keluar satu-satu karena memang keluarnya agak sempit.

Satu persatu mereka melewati terali besi tersebut, kemudian melompat ke genteng atau seng blok kamar hunian, batas antara seng blok kamar hunian dan pos menara berjarak tidak sampai satu meter.

Kemudian dari genteng itu mereka melompat sedikit saja dan langsung dapat besi penyangga dari blok petugas pos, dan bisa naik satu-satu ke atas besi penyangga blok dan mereka bisa satu-satu naik ke atas.

Baca juga: Rutan Kandangan deklarasikan janji kinerja dan fakta integritas

"Kami menduga ada kerjasama dengan pihak luar, karena ada tali yang sangat panjang dan itu bisa jadi dilemparkan dari luar atau terminal, di atas kemudian diikat mereka untuk turun," katanya.

Tali tersebut berukuran panjang bahkan sampai ke bawah,  ada sekitar panjang empat meter, begitupun ada juga selimut dipersiapan para napi kabur, ini seperti bentuk antisipasi agar mereka dapat melewati pagar kawat duri.

Pelarian tersebut sempat diketahui baik warga dan petugas rutan, bahkan ada yang berteriak bawah ada pelarian, dan seketika pengejaran dilakukan, namun para napi tersebut lebih duluan melompat dan lari.

Setelah itu tindakan yang dilakukan pihaknya dengan melakukan pencarian, dan memberitahukan kepada Kapolres HSS untuk minta bantuan agar napi yang kabur bisa untuk ditangkap kembali.

"Alhamdulilalh baru dua orang yang ditangkap, dan mudahan hari ini juga keempatnya bisa ditangkap kembali," katanya.

Pewarta: Fathurrahman

Editor : Gunawan Wibisono


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021