Varian virus corona Inggris, yang lebih menular dibandingkan jenis sebelumnya yang dominan, kini beralih menjadi penyebab utama kasus baru COVID-19 di Slovakia, ungkap Perdana Menteri Igor Matovic pada Jumat (5/2).

Negara Eropa tengah berpenduduk 5,5 juta jiwa itu berjuang keras untuk menurunkan kasus harian COVID-19 sekalipun terdapat kebijakan penguncian dan pengujian meluas.

Rumah-rumah sakit kewalahan saat mereka pada Kamis tercatat merawat 3.560 pasien COVID-19.

Matovic mengatakan pemerintah telah memeriksa seluruh sampel positif dari tes laboratorium PCR yang diambil di negara tersebut pada Rabu (3/2) dan hasil awal menunjukkan bahwa 71 persen sampel merupakan varian COVID-19 Inggris.

"Sejauh ini dari 1.360 sampel klinis yang terbukti positif oleh RT-PCR, 71 persen di antaranya terdiagnosis sebagai varian SARS-CoV-2 Inggris, B.1.1.7," tulis Matovis melalui akun Favebook.

Menurut sejumlah ilmuwan, varian COVID-19 Inggris diyakini hingga 70 persen lebih menular ketimbang jenis sebelumnya, dan kemungkinan juga 30 persen lebih mematikan.

Proporsi itu bahkan lebih tinggi di kalangan pasien COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Louis Pasteur di Kota Kosice, Slovakia timur, tempat rangkaian tes membuktikan bahwa 91 persen pasien terpapar varian COVID-19 Inggris, lapor kantor berita TASR.

Slovakia sejauh ini mencatat 5.050 kematian akibat COVID-19.

Matovic mengaku penyebaran varian COVID-19 Inggris mempersulit dirinya untuk melonggarkan aturan pembatasan. Koalisinya yang berkuasa pada Jumat berbeda pendapat soal pembukaan kembali Sekolah Dasar dan Taman Kanak-kanak seperti yang direncanakan pekan depan.

"Proporsi (mutasi) Inggris seperti demikian menandakan bahwa setiap pelonggaran tanpa tindakan kompensasi/perlindungan akan menyebabkan lonjakan kasus positif sekaligus memperburuk situasi," katanya.

Sumber: Reuters 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021