Wilayah Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) yang paling parah terdampak banjir adalah dua desa, yaitu Desa Jaranih dan Masiraan yang rumah-rumah warganya berada di pinggiran sungai terusan dari Barabai.

"Banjir di desa kami sempat setinggi dada orang dewasa dan warga mengungsi di dua tempat. Ada yang di tanggul dataran tinggi di belakang kantor desa, ada yang di desa sebelah di Banua Kupang Kecamatan LAU," kata Sekdes Masiraan, Suhaili (17/1).

Menurutnya, ada sekitar 100 an lebih warganya yang tinggal di posko pengungsian dan bantuan saat ini masih minim hanya nasi bungkus yang dibagikan dan saat ini juga ada yang sakit.

Padahal warganya membutuhkan selimut, pakaian dan obat-obatan serta kebutuhan bayi dan anak.

"Selain itu, kami juga memerlukan gula, air bersih, sabun mandi, sabun cuci, obat nyamuk, lilin/minyak gas dan lampu emergency untuk penerangan," terangnya.

Dia mengatakan, beberapa warga sudah ada terserang oenyakit diare dan batuk-batuk. Jadi, perlu obat-obatan dan tim medis.

Hari keempat banjir ini, warganya belum bisa balik ke rumah masing-masing, karena air masih sepinggang orang dewasa. Di penggungsian banyak anak-anak dan juga lansia.

Menurutnya lagi, kalau Barabai surut, Desa Jaranih dan Masiraan yang akan makin dalam.

Akses jalan mengirim bantuan atau logistik ke Desa Masiraan kalau lewat jalan arah Amuntai atau datang dari Banjarmasin bisa melalui jalan walangku - Rantau Keminting - Banua Kupang (Pasar Kamis) atau jalan Padiwaan.

"Di pasar kamis nanti, kami bisa menjemput menggunakan jukung, karena kalau pakai motor atau mobil belum bisa menuju desa Masiraan," katanya.

Kalau ingin mengirim bantuan atau logisitik bisa menghubungi pihaknya di nomor hp ‏+62 856 5419 0179‏ Suhaili (Sekdes Masiraan).

Baca juga: Hari Keempat banjir, RSHD Barabai dan posko pengungsian butuh air bersih, PDAM masih macet
Baca juga: Beredar foto yang menyatakan Presiden Jokowi di HST, ternyata..
Baca juga: Polres HST salurkan dua ton beras Polda kepada warga terdampak banjir

Pewarta: M. Taupik Rahman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2021