Tanjung, (Antaranes Kalsel) - Dinas Kesehatan Tabalong, Kalimantan Selatan, memprogramkan jamban swadaya rakyat atau jawara guna mengatasi keterbatasan akses terhadap sanitasi sehat keluarga.


Program jawara juga termasuk upaya merubah perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat, kata Kepala Dinas Kesehatan Tabalong, Syarifudin Basri di Tanjung ibukota Tabalong, Rabu.

Ia mengatakan program ini dijalankan melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk menganalisa sendiri keadaan lingkungan yang disebabkan oleh kebiasaan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

"Dengan program jamban swadaya rakyat, masyarakat diharapkan mampu mengakses sarana jamban sehat secara swadaya tanpa bantuan atau subsidi dari luar," jelas Syarifudin.

Jamban sehat yang dimaksud yakni jamban yang mampu memutus rantai penularan penyakit oleh tinja baik secara langsung maupun melalui binatang.

Syarifuddin menambahkan program Jawara ini sejalan dengan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan beberapa rancangan inovasi dari pemerintah daerah untuk mencapai kondisi daerah yang masyarakatnya terbebas dari perilaku

BABS (Open Defecation Free/ ODF) dengan harapan menurunnya angka kejadian penyakit menular berbasis lingkungan.

Dari data di Dinkes setempat menunjukkan dari 48.356 buah sarana jamban keluarga yang seluruhnya dilakukan inspeksi sanitasi, sebanyak 43.559 buah memenuhi syarat kesehatan dengan cakupan pemanfaatan jamban keluarga dari jumlah KK mencapai 74,77 persen.

Sedangkan 16.551 KK belum mengakses jamban sehat dan masih banyak masyarakat yang menggunakan aliran sungai Tabalong sebagai tempat buang air besar.

Selain itu, belum munculnya rasa membutuhkan akan jamban sehat di masyarakat sehingga faktor kebiasaan dan kondisi ekonomi menjadi alasan terbesar untuk mengakses jamban sehat, tambah Syarifudin.   

Pewarta: Herlina Lasmianti

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014