Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Amang Amrani (50 th), seorang petani yang tinggal di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, terkesan dengan sistem pertanian suku Banjar yang berada di perantauan, daerah Sungai Manik negeri Perak Malaysia.


"Yang membuat aku terkesan karena pertanian orang banjar di perantauan negeri jiran tersebut sudah memanfaatkan mekanik atau alat mesin pertanian," kata Amang Amrani yang baru saja pulang dari negeri jiran tersebut kepada pers di Banjarmasin, Selasa.

Ia menuturkan, salah satu upaya meningkatkan produksi pertanian di Malaysia tersebut yakni dengan modernisasi pertanian.

Kalau di wilayah Banua (Kalsel) dimana banyak petani Suku Banjar, cara bertani masyarakat masih sangat tradisional dengan cara menyemai bibit, memisahkan benih yang sudah mulai tinggi, menanam dengan cara bercocok tanam dan menuai dengan cara tradisional baik menggunakan ani-ani atau memotong batangnya dengan arit.

Dalam mengolah lahan pertanian di Banua sebagian masyarakat masih bersifat tradisional, dalam bercocok tanam masih mengikuti cara nenek moyang, atau sedikit maju menggunakan teknologi seperti traktor dorong buat membajak sawah, tetapi para petani masih bersimbah lumpur.

"Di Malaysia yang kami temukan saat acara Batiti Keluarga Banjar yang dipelopori Mohamad Ary dan Abdussamad Thalib Pembantu Dekan II Fakultas Pertanian Unlam cara petani setempat sudah maju dari kita," kata Amang Amrani yang juga dikenal sebagai seorang guru di wilayah timur Kalsel tersebut.

Seperti di Bagan Serai, Sungai Manik, Negeri Perak, Malaysia sudah melakukan teknologi moderen, mulai membajak sawah sampai menerima hasil panen semua menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan).

Para petani di negara jiran tidak lagi bersimbah lumpur, tidak perlu mengerahkan tenaga kerja yang banyak, cukup menggunakan mesin moderen dengan cara membajak sawah, membasmi rumput, menebar bibit padi tidak lagi menanam benih dengan cara bercocok tanam.

Kemudian juga dalam menuai padi hingga menghasilkan gabah (padi) yang siap jual, menggunakan mobil truk pengangkut hasil pertanian sudah disiapkan dekat lahan pertanian.

Petani yang mendapat hasil juga dihargai kerajaan, per ton mendapat bonus dari pemerintah RM 200, bisa dibayangkan kalau merima menghasilkan 10 ton akan mendapat bonus RM 2.000, bukan itu saja bahkan mereka mendapat bibit dan pupuk secara gratis.

  Amang Amrani bersama 19 anggota Forum Silaturahmi Kulaan Banjar Banua berkunjung ke Malaysia 17-26 Oktober untuk menyambangi pemukiman Suku Banjar yang sudah lama tinggal di Malaysia dengan tujuan mempererat persaudaraan antara Suku Banjar Kalsel dengan suku Banjar di Malaysia   

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014