Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) memperkenalkan program "co-branding" atau acuan kepemilikan sekuritas dalam bentuk kartu anjungan tunai dengan harapan melalui penambahan fasilitas tersebut mampu menarik investor di Kalimantan Selatan untuk menanamkan dananya ke pasar modal.

Kepala Unit Komunikasi Perusahaan KSEI Zylvia Thirda di Banjarmasian, Rabu mengatakan, melalui mesin ATM, investor dapat mengecek saldo efek yang tercatat dalam sub-rekening efek di KSEI dan saldo Rekening Dana Nasabah.

Program co-branding ini menghubungkan infrastruktur pasar modal melalui AKSes atau Single Identification (SID) investor ke jaringan perbankan. Selain melalui ATM, layanan ini dapat diakses melalui Internet banking dan mobile banking.

"Dengan adanya co-branding ini, investor bisa mengecek setiap saat, apakah dananya benar-benar ada atau tidak, sehingga bisa memberikan keyakinan kepada investor untuk berinvestasi ke pasar modal," katanya,

Menurut Efi, sangat banyak daerah di Indonesia yang berpotensi untuk menjadi basis investor, namun sangat disayangkan sarana maupun akses untuk berinvestasi masih minim.

"Sebagian besar masyarakat yang memiliki modal enggan untuk memulai berinvestasi di pasar modal, dikarenakan adanya keterbatasan informasi maupun sarana yang tersedia," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, KSEI memandang perlu untuk melakukan terobosan dan pengembangan infrastruktur di pasar modal, guna memudahkan masyarakat untuk mulai berinvestasi.

Syarat untuk mendapatkan fasilitas itu relatif mudah, yakni dengan menjadi nasabah dan memiliki rekening tabungan Bank Permata agar memperoleh kartu ATM.

Selain itu, investor harus mempunyai rekening dana nasabah yang dibuka oleh perusahaan efeknya di Bank Permata. Setelah melakukan registrasi di ATM, investor dapat mengakses segala informasi data saldo efek dan dana yang tercatat di KSEI melalui menu ATM.

Kota Banjarmasin, tambah dia, dengan penduduk yang padat memiliki peluang untuk terus berkembang terutama dari sisi peningkatan jumlah investor pasar modal.

Dari segi perekonomian, pendapatan per kapita Banjarmasin berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin, juga senantiasa terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2012, jumlah dana yang tersimpan dalam bentuk tabungan di kota Banjarmasin terhimpun sekitar Rp21,10 triliun, yang terbagi dalam kredit perbankan, tabungan, giro, simpanan berjangka dan dana tunai baik Rupiah dan mata uang asing.

"Namun, ternyata komponen investasi di pasar modal sama sekali tidak termasuk dalam dana tersebut," katanya.

Meningkatkan minat investor tersebut, kata dia, saat ini KSEI telah melakukan kerjasama Co-Branding dengan PT Bank Permata Tbk (PermataBank) dengan harapan pengembangan akan mampu menarik investor.

Sebab, tambah dia, nantinya melalui mesin ATM, investor dapat melakukan pengecekan saldo Efek yang tercatat dalam sub rekening efek di KSEI dan saldo dana dalam Rekening Dana Nasabah (RDN).

Terobosan ini dapat menjadi salah satu jawaban terkait masih minimnya jumlah investor yang melakukan login ke fasilitas AKSes.

"Luasnya jaringan ATM Bank serta kemudahan penggunaannya diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan jumlah investor pasar modal," tambah Efi.

Berdasarkan data KSEI per akhir September 2014, jumlah investor yang login secara nasional hanya sekitar 13 persen dari sekitar 340.000 investor.

Berdasarkan data KSEI per 15 September 2014, di kota Banjarmasin terdapat peningkatan sebanyak 140 investor atau meningkat sekitar 11,5 persen dibandingan dengan akhir September pada tahun sebelumnya yang berjumlah 1.113 investor.

Total nilai aset investor Provinsi Kalimantan Selatan di pasar modal berdasarkan data yang ada di KSEI adalah sekitar Rp1,20 triliun.

"Angka-angka ini tentunya masih sangat kecil dibanding potensi yang ada. Jumlah investor misalnya masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Banjarmasin yang telah mencapai sekitar 660 ribu jiwa atau masih kurang dari 1 persen," katanya.

Demikian juga dengan nilai investasi bila dibadingkan dengan dana yang tersimpan dalam bentuk tabungan di bank yang mencapai Rp21,10 triliun.

Kehadiran Evi bersama Head Cash Product, Transaction Banking PermataBank Sabrina Sidabutar, ke Banjarmasin untuk menyelenggarakan rangkaian kegiatan sosialisasi Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) di beberapa kota termasuk Banjarmasin.

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014