Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pemerintah sedang memproses penyelesaian kekurangan konversi minyak tanah ke gas untuk lima kabupaten di Kalimantan Selatan yang rencananya akan direalisasikan pada 2014 ini.


Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Kustono Widodo di Banjarmasin, Selasa, mengatakan, berdasarkan informasi dari BPH Migas, jatah konversi minyak tanah ke gas untuk lima kabupaten hingga kini masih dalam proses.

"Jadi inforamasi bahwa jatah konversi Kalsel dipindahkan ke provinsi lain seperti Sulawesi Selatan itu tidak benar, dari BPH Migas sendiri telah menginformasikan secara langsung kepada kami," katanya.

Menurut dia, saat ini masih terdapat lima kabupaten di Kalsel yang belum konversi LPG yaitu Kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Utara, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kota Baru.

Masih belum tuntasnya konversi minyak tanah ke gas tersebut, membuat harga LPG tiga kilogram di Kalimantan Selatan rentan terjadi kenaikan harga, karena jatah daerah gas untuk daerah konversi banyak "mengalir" ke daerah yang belum konversi.

Bahkan, sebagian jatah LPG bersubsidi beberapa daerah di Kalsel, banyak yang mengalir ke luar provinsi, antara lain ke beberapa daerah di Kalimantan Tengah, terutama yang berada di perbatasan.

Berdasarkan data PT Pertamina yang disampaikan ke Dinas Pertambangan Pemprov Kalsel, Kata Kustono, kuota LPG tiga kilogram pada 2013 sebanyak 22 ribu metrik ton, dan pada tahun 2014 meningkat dua kalilipat menjadi 43.800 metrik ton.

Sementara itu, berdasarkan data Pertamina, pada tahun 2014, Provinsi Kalsel hanya mendapatkan penambahan kuota konversi dari minyak ke gas sebanyak 13.500 paket untuk melanjutkan konversi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, yang hingga kini juga belum tuntas.

Sebelumnya, Pemprov Kalsel dan beberapa instansi terkait ke Jakarta mendatangi Kementerian ESDM untuk membicarakan program konversi minyak tanah ke gas elpiji ukuran 3 kg di Kalsel, yang tidak kunjung selesai.

Kala itu, Kementerian ESDM menjanjikan bisa menuntaskan program konversi di Kalsel pada 2014 ini, sebab, kalau konversi tidak dituntaskan, maka gejolak harga dan kuota gas elpiji 3 kilogram akan terus terjadi di Kalsel.

Terkait kuota gas elpiji 3 kilogram atau gas bersubsidi, Pemprov Kalsel juga akan melakukan survei terkait total kebutuhan gas elpiji tiga kilogram di masyarakat Kalsel.

  Melalui survei tersebut, diharapkan kuota Kalsel tidak kekurangan dan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat dan pada akhirnya, penetapan harganya sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp15.500 pe tabung bisa terlaksana di lapangan.    

Pewarta: Ulul Maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014