Tokoh dan warga masyarakat Kabupaten Hulu Sungai Utara  menelusuri jejak kepahlawanan Idham Chalid untuk memastikan bahwa tokoh  nasional yang mampu mengharumkan nama Indonesia di mata dunia tersebut bisa menjadi Pahlwan Nasional.

Penelusuran jejak kepahlawanan Idham tersebut dilakukan melalui seminar Sehari dengan tema "Menelusuri Jejak Kepahlawanan dan Perjuangan KH.DR.Idham Chalid" di Mess Negara Dipa Amuntai, Kamis.

Peserta seminar yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat sepakat memberikan rekomendasi untuk mengusulkan tokoh yang juga menjadi salah satu pendiri PPP tersebut sebagai pahlawan nasional.

Bupati HSU Aunul Hadi yang membuka seminar tersebut mengatakan, pemerintah daerah sedang mengusulkan kepada pemerintah pusat tentang pengangkatan Idham sebagai Pahlawan Nasional dan diharapkan pada Agustus 2011 telah ada surat keputusan dari pemerintah pusat.

"Sekarang kita sedang mengumpulkan berkas-berkas persyaratannya," kata Bupati yang juga Putra almarhum.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, bahwa Idham Chalid seorang tokoh besar, dengan pikiran besar dan jasa sangat besar. Idham Chalid sangat berjasa dalam bidang pemerintahan, kehidupan negara serta kemajuan berpikir umat Islam.  

Dalam makalah seminar disebutkan Idham Chalid dilahirkan hari senin tanggal 27 Agustus 1922, disebuah desa kecil bernama Satui,  yang sekarang termasuk daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

Dia adalah anak sulung dari lima bersaudara  pasangan H.Muhammad Chalid dan Hj.Umi Hani. Saat Idham Chalid berusia enam tahun, keluarganya hijrah ke Amuntai dan tinggal di daerah Tangga Ulin, kampung Halaman leluhurnya.

Selama ini KH DR Idham Chalid tercatat tokoh paling fenomental, paling terkenal dan paling  lama berkiprah diberbagai ranah pengabdian, baik sebagai pejabat negara, politik, tokoh pergerakan,dan pendidikan.

Pada masa revolusi kemerdekaan Idham Chalid ikut berjuang merebut kemerdekaan sampai beliau ditahan dari tahun 1949-949 oleh Belanda. Selama 40 hari di Kandangan, beliau mengalami berbagai penyiksaan cara Belanda.

Pada awal bulan Nopember 1949 dibebaskan atas upaya diplomasi dari Mayjen Soeharto dan Kolonel H.Hasan Basri, Komandan ALRI Divisi IV/Kalimantan.

Berkat akhlak mulia, tawadhu dan penyantun Idham Chalid,dipercaya sebagai Ketua Umum Tanfidziah PBNU dalam waktu 28 tahun. Idham Chalid mempunyai jasa yang besar terhadap negara ini karena itulah pantaslah menjadi Pahlawan Nasional. (jani/B)


  








Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2011