Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Kalangan Muhammadiyah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, meminta capres terpilih Joko Widodo, untuk menyelaraskan antara penampilan yang sederhana dengan kebijakan, dan tindakan yang akan diambil, setelah dilantik menjadi Presiden RI.


Ketua Muhammadiyah Kotabaru, Abdul Samad, di Kotabaru, Rabu mengatakan masyarakat menghendaki seorang pemimpin yang bersahaja, sederhana dan tidak ada batas antara bawahan dan pimpinan.

"Harapan tersebut ada di Jokowi, yang berpenampilan sederhana seperti pegawai biasa, dikala memimpin Solo dan DKI Jakarta," ujarnya.

Oleh karenanya, masyarakat menginginkan Jokowi capres terpilih bisa menyelaraskan penampilan yang sederhana itu terhadap kebijakannya dalam memimpin negeri ini.

Kesederhanaan, menurut Samad, cocok diterapkan kepada masyarakat Indonesia ini, tetapi tidak bagi masyarakat di luar negeri. Di mata masyarakat luar negeri, Jokowi sebaliknya, harus terlihat tegas, dan situasional, agar tidak dilihat dengan sebelah mata oleh negara lain.

Ia mengharapkan capres terpilih tidak di suruh-suruh oleh pihak lain, seperti yang dikhawatirkan oleh sebagian masyarakat yakni, menjadi "boneka", tidak independen.

"Jangan mau diintervensi oleh pihak lain, bahkan negara asing, karena masyarakat yang telah memilih akan kecewa berat kepada Jokowi, apabila itu terjadi," terangnya.

Menurut dia, apabila sudah dilantik menjadi Presiden, Jokowi harus turun ke daerah-daerah, terutama daerah tertinggal, dan memberikan hak bagi daerah agar bisa maju dan mengejar ketertinggalan dengan daerah lain.

Terlebih dengan daerah penghasil, presiden terpilih nanti harus memberikan hak daerah penghasil sumber daya alam yang proporsional, bukan sebaliknya.

Samad juga meminta Jokowi melepaskan `baju` kelompoknya, karena setelah dilantik Jokowi bukanlah presiden kelompoknya saja, tetapi sudah menjadi presidennya masyarakat Indonesia, baik yang telah memilih maupun yang tidak memilih.

"Jangan sampai nanti saat menyusun kabinet, orang-orang dari kalangan tertentu atau kelompoknya saja yang dijadikan menteri, tetapi harus orang yang benar-benar profesional dibidangnya. Seperti yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, apabila sesuatu dipegang oleh orang yang bukan ahlinya maka tinggallah kehancurannya," paparnya.

Wakil Pimpinan Nahdhotul Ulama (NU) Kotabaru, DR Nur Zazin, menambahkan, terpilihnya capres Jokowi adalah campur tangan tuhan. Bukan semata-mata usaha dari masyarakat pendukungnya.

"Sehebat apapun masyarakat mendorong seseorang untuk menjadi pemimpin, apabila tuhan tidak menghendaki maka tidak akan terwujud, meski orang tersebut sangat baik dan mampu nmenjadi pemimpin," terangnya.

Oleh karenanya, capres terpilih Jokowi mulai saat ini harus menyiapkan diri untuk merealisasikan program yang ada dalam visi dan misi, karena masyarakat sangat menunggu realisasinya.

 "Karena jika tidak maka masyarakat akan kecewa berat," pungkasnya./e    

Pewarta: Imam Hanafi

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014