Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia bekerja sama dengan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin dalam upaya pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati atau konservasi bekantan dan lahan basah.
Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amalia Rezeki di Banjarmasin, Jumat mengatakan kerja sama di bidang konservasi bekantan dan lahan basah ini, merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Sejak 2015 atau sudah lima tahun ini, banyak yang telah kami lakukan bersama dengan ULM," kata dosen muda berprestasi di ULM.
Di antaranya, pendirian Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah di kawasan Pulau Curiak-Barito Kuala yang menjadi role model pengelolaan stasiun riset dan perlindungan bekantan diluar kawasan konservasi yang merupakan satu-satunya di dunia.
Amalia menjelaskan, buah dari kerja sama tersebut juga telah menghasilkan 23 karya ilmiah penelitian tentang bekantan dan lahan basah, serta sebuah buku yang berjudul Studi Biologi Bekantan, yang merupakan kumpulan penelitian bekantan.
Sebagai hasil dari perjanjian kerja sama SBI dengan ULM, termasuk kegiatan summer course dan internship yang setiap tahun kami mendatangkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dari mancanegara.
"Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari ULM dan sebagai bentuk syukur serta terimakasih itu, saya abdikan diri saya secara optimal bagi kemajuan ULM, baik sebagai dosen maupun founder dari SBI yang menjalin kerjasama strategis dibidang Tri Dharma Perguruan Tinggi," tutur Amalia.
Dengan visi misinya menjadikan ULM perguruan tinggi terkemuka dan memiliki daya saing dibidang lahan basah", tambahnya.
Adapun lingkup kerja sama SBI dengan ULM adalah mendukung Tri dharma Perguruan Tinggi dalam pendidikan, pengabdian masyarakat dan penelitian, khususnya mengembangkan laboratorium riset bekantan dan stasiun riset bekantan dan ekosistem lahan basah sebagai wahana pusat kajian ilmiah tentang konservasi bekantan dan ekosistem lahan basah.
Rektor ULM yang juga pembina SBI, Prof. Dr. H. Sutarto Hadi dalam kesempatan tersebut menyerahkan peralatan laboratorium berupa sebuah microskop elektronik kepada pengelola laboratorium riset bekantan milik SBI.
Visi ULM adalah menjadi universitas yang terkemuka dibidang lahan basah. Salah satu programnya itu adalah konservasi lingkungan lahan basah, jadi programnya semua dirancang bersama-sama oleh ULM dengan SBI.
"Bagi ULM ini merupakan berkah, saya menganggap sebagai berkah keberadaan bu Amalia bersama SBI itu, berkah bagi kita karena kita ingin menjadi pusat unggulan dalam lingkungan lahan basah di Asia Pasifik. Dan itu sangat didukung oleh program-program yang dilaksanakan SBI”, tambah rektor ULM
Sementara itu, kegiatan SBI ini menurut Amalia Rezeki, banyak didukung oleh PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Banjarmasin, melalui pendanaan CSR. Sudah 5 tahun ini, PT. Pertamina secara konsisten mendukung kegiatan konservasi bekantan dan restorasi mangrove rambai di Kalimantan Selatan.
“Dan SBI mengucapkan terimakasih banyak atas dukungan pertamina selama ini, tanpa dukungan pertamina serta BKSDA Kalsel sebagai mitra strategis SBI tidak mungkin kami meraih pencapaian yang luar biasa seperti ini”, demikian Amalia Rezeki.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
Ketua Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI), Amalia Rezeki di Banjarmasin, Jumat mengatakan kerja sama di bidang konservasi bekantan dan lahan basah ini, merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Sejak 2015 atau sudah lima tahun ini, banyak yang telah kami lakukan bersama dengan ULM," kata dosen muda berprestasi di ULM.
Di antaranya, pendirian Stasiun Riset Bekantan dan Ekosistem Lahan Basah di kawasan Pulau Curiak-Barito Kuala yang menjadi role model pengelolaan stasiun riset dan perlindungan bekantan diluar kawasan konservasi yang merupakan satu-satunya di dunia.
Amalia menjelaskan, buah dari kerja sama tersebut juga telah menghasilkan 23 karya ilmiah penelitian tentang bekantan dan lahan basah, serta sebuah buku yang berjudul Studi Biologi Bekantan, yang merupakan kumpulan penelitian bekantan.
Sebagai hasil dari perjanjian kerja sama SBI dengan ULM, termasuk kegiatan summer course dan internship yang setiap tahun kami mendatangkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dari mancanegara.
"Saya sangat bersyukur menjadi bagian dari ULM dan sebagai bentuk syukur serta terimakasih itu, saya abdikan diri saya secara optimal bagi kemajuan ULM, baik sebagai dosen maupun founder dari SBI yang menjalin kerjasama strategis dibidang Tri Dharma Perguruan Tinggi," tutur Amalia.
Dengan visi misinya menjadikan ULM perguruan tinggi terkemuka dan memiliki daya saing dibidang lahan basah", tambahnya.
Adapun lingkup kerja sama SBI dengan ULM adalah mendukung Tri dharma Perguruan Tinggi dalam pendidikan, pengabdian masyarakat dan penelitian, khususnya mengembangkan laboratorium riset bekantan dan stasiun riset bekantan dan ekosistem lahan basah sebagai wahana pusat kajian ilmiah tentang konservasi bekantan dan ekosistem lahan basah.
Rektor ULM yang juga pembina SBI, Prof. Dr. H. Sutarto Hadi dalam kesempatan tersebut menyerahkan peralatan laboratorium berupa sebuah microskop elektronik kepada pengelola laboratorium riset bekantan milik SBI.
Visi ULM adalah menjadi universitas yang terkemuka dibidang lahan basah. Salah satu programnya itu adalah konservasi lingkungan lahan basah, jadi programnya semua dirancang bersama-sama oleh ULM dengan SBI.
"Bagi ULM ini merupakan berkah, saya menganggap sebagai berkah keberadaan bu Amalia bersama SBI itu, berkah bagi kita karena kita ingin menjadi pusat unggulan dalam lingkungan lahan basah di Asia Pasifik. Dan itu sangat didukung oleh program-program yang dilaksanakan SBI”, tambah rektor ULM
Sementara itu, kegiatan SBI ini menurut Amalia Rezeki, banyak didukung oleh PT. Pertamina (Persero) Integrated Terminal Banjarmasin, melalui pendanaan CSR. Sudah 5 tahun ini, PT. Pertamina secara konsisten mendukung kegiatan konservasi bekantan dan restorasi mangrove rambai di Kalimantan Selatan.
“Dan SBI mengucapkan terimakasih banyak atas dukungan pertamina selama ini, tanpa dukungan pertamina serta BKSDA Kalsel sebagai mitra strategis SBI tidak mungkin kami meraih pencapaian yang luar biasa seperti ini”, demikian Amalia Rezeki.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020