Banjarmasin,  (Antaranews Kalsel) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah II Kalimantan Mokhammad Dadi Aryadi mengungkapkan produksi CPO yang cukup tinggi di Kalimantan Selatan saat ini mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah ini ditengah kelesuan pertumbuhan ekonomi nasional bahkan internasional.


Dadi, pada acara Forum Koordinasi Ekonomi dan Keuangan Regional (F-KEKR) Kalsel di Banjarmasin, Jumat, mengatakan peningkatan kinerja sektor pertanian dan sektor industri pengolahan berpengaruh besar pada pertumbuhan ekonomi Kalsel.

Peningkatan kinerja tersebut, kata dia, dipengaruhi oleh membaiknya produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

"Dilihat dari sisi sektoral, perekonomian Kalsel di triwulan I 2014 masih didominasi oleh 4 sektor utama yaitu, sektor pertanian 16,6 persen, sektor Pertambangan 22,0 persen, sektor PHR 18,0 persen dan sektor industri pengolahan 10,9 persen," katanya.

Dari empat sektor utama tersebut, tambah Dadi, hampir semua mengalami peningkatan kecuali pada sektor pertambangan.

Menurut dia, peningkatan kinerja sektor pertanian dan sektor industri pengolahan dipengaruhi oleh membaiknya produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit. Sementara itu, melambatnya sektor pertambangan dipengaruhi oleh pelarangan ekspor bijih besi setelah pemberlakuan UU Minerba dan penurunan ekspor batubara ke Tiongkok.

Dengan kondisi tersebut, Dadi Optimistis perekonomian Kalsel akan semakin membaik di tahun 2014, hal tersebut ditandai dengan realisasi pertumbuhan ekonomi yang meningkat.

Perekonomian Kalsel pada triwulan I/2014, tumbuh 5,87 persen, atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 5,40 persen.

Peningkatan ini dipengaruhi oleh kinerja sektor pertanian dan investasi yang tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.

Kondisi ini, tambah dia, cukup memberi optimisme dunia usaha, karena secara nasional perekonomian sedang mengalami perlambatan.

"Dengan pencapaian tersebut ditambah dengan indikator harga CPO yang sudah meningkat dan indikasi bertambahnya konsumsi domestik serta investasi, maka untuk tahun 2014, Bank Indonesia tetap memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalsel dalam kisaran 5,2 persen - 5,6 persen," katanya.

Di hadapan peserta Forum Koordinasi Ekonomi dan Keuangan Regional (F-KEKR) Kalsel, Dadi juga memaparkan kondisi infasi, kinerja perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, dan ketenagakerjaan.

Acara yang berlangsung di Hotel Golden Tulip Bajarmasin tersebut, diisi dengan Diseminasi Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalsel yang rutin diterbitkan secara triwulanan.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh pejabat dari Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarmasin, Instansi vertikal Kemenkeu, KADIN, Asosiasi, perbankan dan juga akademisi. ***2***

Ridwan Ch





(T.U004/B/R010/R010) 27-06-2014 19:05:41

Pewarta: Oleh Ulul Maskuriah

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014