Presiden Komite Nasional Olimpiade (NOC) Indonesia Raja Sapta Oktohari mendorong para atlet agar tetap semangat menempa prestasi meski pandemi COVID-19 belum reda, karena di sisi lain pemberlakuan tatanan normal baru juga bisa menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas pembinaan atlet.
"Kita tidak boleh berhenti dalam menjalankan pembinaan atlet di tengah COVID-19. Apalagi Presiden Joko Widodo telah mempersiapkan berbagai hal menuju fase kehidupan baru. Kita selaku masyarakat olahraga sudah harus bersiap menghadapi normal baru," kata Okto dalam keterangan resminya, Minggu.
Wabah virus corona dinilai mengganggu seluruh program latihan dan menghentikan multi-event maupun single-event olahraga. Namun atlet nasional tidak boleh pasrah dan harus memanfaatkan kesempatan agar bisa meningkatkan prestasinya dalam rangka menghadapi persaingan ke depan.
Baca juga: Ragunan batasi pengunjung 5.000 orang per hari saat normal baru
"Pandemi ini jelas berdampak terhadap penurunan prestasi atlet. Bukan hanya atlet Indonesia tetapi seluruh atlet dunia. Pasalnya mereka tidak bisa menjalankan program latihan yang telah disusun secara utuh, ditambah lagi dengan tidak adanya single event internasional yang jadi ajang mengukur perkembangan prestasi sebelum tampil di ajang multi-event."
Oleh karenanya, pandemi tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan pembinaan terhadap atlet Indonesia. Sebaliknya, pengurus induk-induk organisasi olahraga (PB/PP) harus lebih terpacu untuk mempersiapkan atlet-atletnya agar bisa bersaing untuk meraih hasil terbaik pada ajang SEA Games, Asian Games dan Olimpiade.
"Di sini lah dituntut kreativitas PB/PP dalam menjalankan program pembinaan atlet, dengan mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Yang pasti, program latihan dijalankan dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan atlet," jelasnya.
Sebelum atlet Indonesia menghadapi normal baru, kata Okto, baik NOC, KONI, PB/PP dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sudah melakukan pembahasan bersama dalam merancang program latihan.
"Kita harus punya program latihan saat masih dalam kondisi pandemi atau program latihan pasca pandemi. Dengan kata lain, kita harus bergandengan tangan dalam mengatasi segala kendala yang dihadapi dalam menjalankan program pembinaan demi masa depan olahraga Indonesia ke depan," tutupnya.
Baca juga: ISEI dukung pemulihan ekonomi di masa new normal
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Kita tidak boleh berhenti dalam menjalankan pembinaan atlet di tengah COVID-19. Apalagi Presiden Joko Widodo telah mempersiapkan berbagai hal menuju fase kehidupan baru. Kita selaku masyarakat olahraga sudah harus bersiap menghadapi normal baru," kata Okto dalam keterangan resminya, Minggu.
Wabah virus corona dinilai mengganggu seluruh program latihan dan menghentikan multi-event maupun single-event olahraga. Namun atlet nasional tidak boleh pasrah dan harus memanfaatkan kesempatan agar bisa meningkatkan prestasinya dalam rangka menghadapi persaingan ke depan.
Baca juga: Ragunan batasi pengunjung 5.000 orang per hari saat normal baru
"Pandemi ini jelas berdampak terhadap penurunan prestasi atlet. Bukan hanya atlet Indonesia tetapi seluruh atlet dunia. Pasalnya mereka tidak bisa menjalankan program latihan yang telah disusun secara utuh, ditambah lagi dengan tidak adanya single event internasional yang jadi ajang mengukur perkembangan prestasi sebelum tampil di ajang multi-event."
Oleh karenanya, pandemi tidak boleh menjadi alasan untuk menghentikan pembinaan terhadap atlet Indonesia. Sebaliknya, pengurus induk-induk organisasi olahraga (PB/PP) harus lebih terpacu untuk mempersiapkan atlet-atletnya agar bisa bersaing untuk meraih hasil terbaik pada ajang SEA Games, Asian Games dan Olimpiade.
"Di sini lah dituntut kreativitas PB/PP dalam menjalankan program pembinaan atlet, dengan mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Yang pasti, program latihan dijalankan dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan atlet," jelasnya.
Sebelum atlet Indonesia menghadapi normal baru, kata Okto, baik NOC, KONI, PB/PP dan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sudah melakukan pembahasan bersama dalam merancang program latihan.
"Kita harus punya program latihan saat masih dalam kondisi pandemi atau program latihan pasca pandemi. Dengan kata lain, kita harus bergandengan tangan dalam mengatasi segala kendala yang dihadapi dalam menjalankan program pembinaan demi masa depan olahraga Indonesia ke depan," tutupnya.
Baca juga: ISEI dukung pemulihan ekonomi di masa new normal
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020