Oleh Hasan Zainuddin

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- Forum Komunitas Hijau (FKH) Banjarmasin, menginginkan Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan, menjadi kawasan hutan gaharu, mengingat di wilayah tersebut cukup banyak ditemukan jenis pohon itu.


"Kami sudah lihat banyak pohon gaharu tumbuh di hutan Balangan yang disebut oleh penduduk setempat sebagai kayu "Ayuput" dan itu harus dilestarikan kalau perlu dikembangbiakan lebih besar lagi," kata Wakil Ketua FKH Banjarmasin Mohammad Ary di Banjarmasin, Jumat.

Mohamad Ary bersama lima anggota FKH Banjarmasin pada minggu lalu menjelalah hutan Balangan di Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan.

Mereka menemukan tanaman gaharu yang tumbuh di hutan dan menemukan dua pohon besar sebagai warisan hutan alam.

Menurut dia, pemerintah setempat harus mendorong warga memelihara gaharu karena kayu itu bernilai ekonomis tinggi.

Saat ini, katanya, gaharu banyak dibudidayakan, baik di Sumatra, Jawa, maupun Bali.

Bahkan, katanya, bibit kayu gaharu yang dibeli dari orang luar daerah setempat tersebut untuk pembibitan di Jalan Trikora Banjarbaru, diambil dari kawasan Balangan.

Ia menjelaskan menanam kayu gaharu akan memperoleh keuntungan cukup besar, lantaran kayu itu mengandung getah gaharu sebagai mata dagangan ekspor.

Untuk menciptakan getah gaharu yang baik, katanya, sudah ada petunjuk teknis, sedangkan buku mengenai petunjuk teknis tersebut dijualbelikan sehingga bisa dimiliki dan dipraktikan masyarakat pemelihara pohon gaharu.

Ia mengatakan tentang cara praktis membudidayakan pohon gaharu. Setelah pohon gaharu berusia enam hingga delapan tahun, pohon tersebut disuntik hingga akhirnya menghasilkan gaharu cukup banyak di pohon tersebut.

Di Balangan, katanya, sudah ada seorang pembudidaya gaharu di Batumandi.

"Itu bisa menjadi contoh daerah-daerah lain di Balangan untuk menjadikan kabupaten ini sebagai sentra gaharu," katanya.

Berdasarkan potensi tersebut, katanya, sudah selayaknya Pemkab Balangan membina masyarakat untuk mengembangkan budi daya pohon gaharu.

  Selama ini, pohon gaharu hanya diambil kayu atau kulit kayunya oleh masyarakat untuk kemudian dibuat semacam tali.    

Pewarta:

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014