Hyundai akan membangun fasilitas pengisian bahan bakar hidrogen (fuel cell) untuk bus di Bandara Internasional Incheon yang menjadi gerbang utama negara itu, pada Maret 2021.
"Hyundai Motor juga akan menyediakan bus hidrogen, yang nantinya dapat mengantar ke bandara Incheon. Perusahaan Prancis Air Liquide SA, pemasok gas industri terbesar di dunia yang nantinya akan memasok peralatan pengisian dan hidrogen ke fasilitas itu," kata perusahaan dikutip dari Kantor Berita Yonhap, Rabu.
Incheon International Airport Corp (IIAC) berencana mengganti bus lama dengan armada berbahan bakar hidrogen dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: Hyundai IONIQ menjadi armada tenaga medis tiga RS rujukan COVID-19
Pada Oktober 2018, Hyundai bermitra dengan Air Liquide di bidang kendaraan bertenaga hidrogen serta mendirikan stasiun pengisian hidrogen.
Perusahaan itu berlomba menjadi pembuat mobil ramah lingkungan di tengah ketatnya peraturan tentang emisi gas rumah kaca yang menurut para ilmuwan patut disalahkan atas pemanasan global.
Kendaraan listrik fuel cell (FCEV) nantinya hanya akan mengeluarkan emisi berupa uap air, karena sistem mereka mengubah hidrogen yang tersimpan menjadi listrik untuk memutar motor kendaraan.
Menurut perusahaan konsultan manajemen McKinsey & Co, Pasar mobil listrik fuel cell hidrogen di dunia diperkirakan akan tumbuh menjadi 400 juta mobil penumpang, 15-20 juta truk, dan 5 juta bus pada tahun 2025.
Baca juga: Hyundai segarkan tampilan sedan Sonata
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Hyundai Motor juga akan menyediakan bus hidrogen, yang nantinya dapat mengantar ke bandara Incheon. Perusahaan Prancis Air Liquide SA, pemasok gas industri terbesar di dunia yang nantinya akan memasok peralatan pengisian dan hidrogen ke fasilitas itu," kata perusahaan dikutip dari Kantor Berita Yonhap, Rabu.
Incheon International Airport Corp (IIAC) berencana mengganti bus lama dengan armada berbahan bakar hidrogen dalam lima tahun ke depan.
Baca juga: Hyundai IONIQ menjadi armada tenaga medis tiga RS rujukan COVID-19
Pada Oktober 2018, Hyundai bermitra dengan Air Liquide di bidang kendaraan bertenaga hidrogen serta mendirikan stasiun pengisian hidrogen.
Perusahaan itu berlomba menjadi pembuat mobil ramah lingkungan di tengah ketatnya peraturan tentang emisi gas rumah kaca yang menurut para ilmuwan patut disalahkan atas pemanasan global.
Kendaraan listrik fuel cell (FCEV) nantinya hanya akan mengeluarkan emisi berupa uap air, karena sistem mereka mengubah hidrogen yang tersimpan menjadi listrik untuk memutar motor kendaraan.
Menurut perusahaan konsultan manajemen McKinsey & Co, Pasar mobil listrik fuel cell hidrogen di dunia diperkirakan akan tumbuh menjadi 400 juta mobil penumpang, 15-20 juta truk, dan 5 juta bus pada tahun 2025.
Baca juga: Hyundai segarkan tampilan sedan Sonata
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020