Oleh Hasan Zainuddin

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel ) - Anggota DPRD Kota Banjarmasin Rusian berpendapat peremajaan angkutan kota (angkot) perlu dibarengi dengan penyesuaian trayek armada yang biasa disebut taksi kuning itu.


Jika peremajaan armada angkot tanpa ada peremajaan trayek maka tidak akan bisa memecahkan persoalan transportasi murah dan mudah di kota ini, kata Rusian di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa.

"Bila hanya mengganti mobil angkot yang sudah tua dengan yang baru tidak akan menghidupkan transportasi di kota ini," ujar anggota komisi III DPRD Banjarmasin tersebut.

Padahal, lanjutnya, angkutan massal yang murah ini harusnya menjadi solusi untuk mengurangi volume atau pengguna kenderaan bermotor di Banjarmasin.

Menurutnya, konsep menghidupkan angkot tidak hanya meremajakan armadanya, melainkan dinas terkait juga harus melakukan peremajaan trayek, jalur atau rute angkot, termasuk di kawasan pinggiran kota.

"Jangan sampai ada kawasan yang tak terkena jalur lewat armada angkot. Karena saat ini masih banyak warga yang mau naik angkot, terpaksa jalan kaki dulu, mencari jalan yang terkena jalur lewat angkot," ucapnya.

Selain itu, katanya, ada jarak yang ditentukan untuk menempatkan terminal mini pembantu. Misalnya setiap jarak trayek antara 2-4 Km ada terminal mini, dan diberi batasan waktu menunggu penumpang di terminal paling lamaa 15 menit atau berdasarkan kesepakatan para supir.

Dengan demikian tidak ada lagi ditemui penumpang yang menunggu angkot selama berjam-jam, bahkan sampai seharian," tuturnya.

Kalau itu dilakukan maka warga akan lebih senang naik angkot ketimbang kendaraan sendiri apalagi tarif yang dipatok sekali naik lebih murah, kisaran Rp2-Rp5 ribu saja.

Bila moda transportasi kota ini dikelola dengan baik maka diyakini warga akan lebih memilih naik angkot ketimbangmenggunakan kendaraan sendiri dan hal itu akan mengurangi tingkat kemacetan di jalan raya.
   

Pewarta:

Editor : Hasan Zainuddin


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014