Keringat begitu deras meleleh di wajah berjenggot dan berkumis yang sudah memutih tetapi kedua orang pecinta lingkungan ini terus saja mencangkul tanah merah di tengah cuaca panas di tepi jalan trans Kalimantan.


Satu lubang dan dua lubang terus mereka gali, satu per satu bibit pohon pinang mereka tanam, sehingga tampak berjejer di dekat pagar bandara Syamsudin Noor Kota Banjarbaru, Proivinsi Kalimantan selatan ini.

  Sesekali mereka mengobrol seraya menenggak air putih dan menyeka keringat yang terus membasahi baju kaos lengan panjang yang mereka kenakan.

"Kita ini memang orang gila, ya gila terhadap tanaman, karena ingin bumi ini hijau," kelakar Pak Mugeni (66 tahun) salah seorang dari mereka berbicara kepada temannya yang juga tua Akhmad Arifin (55 tahun).

"Ya memang kita ini orang gila," kata Akhmad Arifin seraya tertawa terkekeh-kekeh sambil terus mencangkul tanah dengan pacul walau di dekat mereka hilir-mudik kendaraan bermotor di jalan yang padat arus lalu-lintas jalur Banjarmasin ibukota Provinsi Kalsel dengan Kota Martapura ibukota Kabupaten Banjar itu.

Di lokasi saat penanaman puluhan bibit pinang, kedua orang yang sudah terbilang tua ini tak pernah kenal lelah, mereka terus bekerja dan bekerja dari pagi hingga matahari tenggelam.

Semua pekerjaan tersebut dilakukan oleh Pak Mugeni seorang pensiunan PNS dan Akhmat Arifin yang kini mendekati pensiun PNS tersebut tanpa ada yang menyruh, tanpa ada yang memberi upah, atau tanpa ingin dilihat orang, semuanya dilakukan dengan keikhlasan.

"Alhamdulillah sudah lima ribu bibit berhasil kami tanam bibit pinang ini sejak dua tahun lalu," kata Akhmad Arifin.

Menurut Akhmat Arifin mereka berdua membentuk sebuah komunitas yang namanya Masyarakat Peduli Pohon (MPP), anggota komunitas ini baru terdiri dari dirinya sendiri bersama seluruh keluarganya terdiri dari isteri dan anak-anak dan Pak Mugeni sekeluarga juga terdiri dari isteri dan anak-anaknya.

Kedua keluarga besar ini sejak dua tahun ini bekerja keras melakukan pembibitan pohon pinang, baik di pekarangan rumah masing-masing juga di beberapa lahan khusus milik sendiri dan lahan yang disewa.

Untuk melakukan pembibitan tersebut, mereka jauh-jauh hari melakukan pencarian bibit pinang atau buah matang yang diambil dari Birayang Kabupaten Hulu Sungai Tengah maupun di Rantau Kabupaten Tapin.

  Buah pinang yang memerah berarti sudah tua dan siap disemai itu dibeli dari uang kantong sendiri dengan harga Rp300 per biji.

Buah pinang tersebut kemudian disemai di pekarangan dan kebun setelah tumbuh kemudian dimasukan ke plebek (pelastik tanaman) dan dibiarkan beberapa bulan setelah berakar dan agak besar lalu dipindahkan ke lokasi yang menjadi sasaran penghijauan pohon pinang ini, kata Akhmat Arifin.

Obsesi mereka tak lain berkeinginan menghijaukan tepi jalan protokol antara Kota Banjarmasin ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ke arah Kota Martapura ibukota Kabupaten banjar dengan ribuan pohon pinang.

"Keinginan itu sudah lama sekali tetapi pelaksanaannya baru dikerjakan dalam dua tahun terakhir ini." katanya seraya menyebutkan jarak kedua kota itu 45 kilometer.

Menurut Akhmad Arifin yang dikenal sebagai pecinta lingkungan dan pemerhati Bekantan (kera hidung panjang /Nasalis larvatus) tersebut,pihaknya sudah mengumpulkan sedikitnya 15 ribu bibit pohon pinang.

Dari jumlah tersebut sebanyak sekitar lima ribu batang sudah di tanam,sebagiannya tepian jalan antara banjarmasin-Martapura, seperti di kawasan Gambut, Simpang tiga Liang Anggang, tepian Bandara Syamsudin Noor, dekat asrama haji, dan daerah lainnya.

Pohon yang ditanam tersebut sekarang sudah tinggi sekitar satu meter, dan sudah menghijaukan tepian jalan tersebut, khsususnya yang tampak sisi jalan trans Kalimantan di dekat pagar Bandara Syamsudin Noor Jalan A Yani kilometer 23 tersebut.

Penanaman secara bertahap, dan itu dilakukan dan kini akan terus ditanami hingga sepanjang jalan kedua kota di Kalsel itu hijau dengan pohon pinang, katanya.

Menurutnya, penanaman tak bisa langsung banyak lantaran bisa dikerjakan disaat ia dan temannya Pak Mugeni tidak ada kerjaan, makanya paling bisa dilakukan pada hari Sabtu atau minggu.

"Maklum saya ini kan masih sebagai PNS di lingkungan Pemprov Kalsel, jadi pekerjaan penanaman hanya hari Sabtu atau Minggu," katanya seraya menyebutkan saat penamaman mereka berdua hanya bisa menanam sehari puluhan batang saja.

Sebab menanam pinang tak sembarang bisa dilakukan, tanah harus dikasih lubang besar dulu, baru di buah bibit kemudian ditimbun lalu disiram, katanya.

Selain itu, mereka juga menanam pinang di beberapa lokasi Banjarmasin, seperti Jalan Kayu Tangi, Jalan Pramuka, Jalan Gatot Soebroto, Siring Tendean, halaman Masjid Jami, lokasi masjid dan makam Sultan Suriansyah,deman markas besar Korem Antasari Jalan Sudrman, serta arah ke Handil Bakti.

Pilihan penghijauan pinang karena banyak pertimbangan karena selain mudah memperoleh bibit, mudah dirawat dan mudah tumbuh, disamping memiliki estetika (keindahan), maka bilaa menanam pohon pinang di sebuah lokasi apalagi perkotaan maka lokasi kota itu akan menjadi cantik dan hijau (green and beautiful).

Pohon pinang, daunnya tidak berguguran tak membuat sampah kota, pohonnya tegak lurus tak bercabang hingga tak menghalangi pemandangan terutama arus lalu-lintas, akarnya kuat sulit tumbang, maka sangat cocok di pinggir jalan

Selain itu, jika menanam pohon penghijauan termasuk pinang maka merupakan bentuk pengabdian lingkungan sekaligu memberikan sedekah oksigen kepada masyarakat, karena pohon penghijauan selain menyerap polutan (racun di udara) juga mengeluarkan oksigen bagi kehidupan manusia, katanya.

Dengan pertimbangan tersebut maka sejak tahun 2012, 2014, dan tahun-tahun berikutnya akan terus menanam pinang minimal menghabiskan 15 ribu bibit yang sudah tersedia, tetapi jika dianggap masih perlu bibit tersebut akan ditambah lagi.

"Menanam pohon pinang ini diharapkan akan memancing pihak pecinta lingkungan lain menanam pohon jenis lainnya, agar bumi ini terus hijau dan mengurangi efek dari pemanasan global yang sudah dirasakan belakangan ini, dan itulah bentuk yang bisa kami persembahkan kepada bumi ini jika kami sudah meningal dunia kelak," kata Akhmat Arifin.

Hanya saja sedih, jika tanaman pinang yang mereka tanam kekeringan di saat musim kemarau, terpaksa mereka berdua setiap hari menyiram bibit tanaman itu satu per satu dengan peralatan seadanya seperti ember, jeregan, atau teko air.

Sedih lagi jika tanaman mereka di tebang orang yang tak suka terhadap tanaman tersebut, atau terkena proyek pelebaran jalan, proyek pembangunan gedung, atau bahkan karena dicabut oleh masyarakat yang iseng.

Berbagai Manfaat

Menurut catatan Akhmat Arifin, pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya, yang di dunia Barat dikenal sebagai betel nut. Biji ini dikenal sebagai salah satu campuran orang makan sirih, selain gambir dan kapur.

Biji pinang mengandung alkaloida seperti misalnya arekaina (arecaine) dan arekolina (arecoline), yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, dapat merangsang otak.

Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita. Sementara itu, beberapa macam pinang bijinya menimbulkan rasa pening apabila dikunyah.

Zat lain yang dikandung buah ini antara lain arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline dan beberapa unsur lainnya.

Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan, biji ini juga dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak.

Berdasarkan catatan lagi, akar pinang masa lalu digunakan sebagai bahan peracun untuk menyingkirkan musuh atau orang yang tidak disukai.

Pelepah daun yang seperti tabung (dikenal sebagai upih) digunakan sebagai pembungkus kue-kue dan makanan. Umbutnya dimakan sebagai lalapan atau dibikin acar.

Batangnya kerap diperjual belikan, terutama di kota-kota besar menjelang perayaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus, sebagai sarana untuk lomba panjat pinang. Meski kurang begitu awet, kayu pinang yang tua juga dimanfaatkan untuk bahan perkakas atau pagar. Batang pinang tua yang dibelah dan dibuang tengahnya digunakan untuk membuat talang atau saluran air.

Pinang juga kerap ditanam, di luar maupun di dalam ruangan, sebagai pohon hias atau ornamental.

Saat ini biji pinang sudah menjadi komoditi perdagangan. Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal. Negara-negara pengekspor pinang utama adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar.

Biji pinang yang diperdagangkan terutama adalah yang telah dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat) atau dibelah. Di negara-negara importir tersebut biji pinang diolah menjadi semacam permen sebagai makanan kecil.

Manfaat buah pinang sangat banyak untuk kesehatan seperti meningkatkan gairah seks, mengobati luka kulit, obat cacingan, menguatkan gigi dan gusi, menyembuhkan kudis, obat setelah melahirkan dan aneka manfaat kesehatan lainnya.

Melihat "segudang" manfaat itulah maka tak salah kiranya pilhan penghijauan memilih tanaman jenis palm-palman ini, demikian Akhmad Arifin.
   

Pewarta: Oleh Hasan Zainuddin

Editor : Asmuni Kadri


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2014