Belasan siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Cianjur, Jawa Barat, ditahan jajaran Polres Cianjur karena kedapatan membawa berbagai senjata tajam di dalam tasnya yang diduga akan dipakai untuk tawuran dengan siswa lain.
"Mereka yang kami tahan sebanyak 17 orang pelajar, 9 orang diantaranya masih duduk di bangku SD dan 8 orang lainnya merupakan siswa SMP PGRI 1 Cianjur. Mereka akan melakukan tawuran dengan siswa dari Kecamatan Karangtengah," kata Kapolsek Cianjur, Kompol Iskandar di Cianjur Sabtu.
Ia menjelaskan belasan siswa SD dan SMP itu ditangkap berawal dari laporan warga di Kelurahan Sayang yang melihat sejumlah pelajar di dalam angkutan kota mengacungkan senjata tajam ke arah siswa yang sedang berkumpul di pinggir jalan.
Bahkan aksi tersebut dilakukan pada setiap gerombolan siswa SMK atau siswa yang sedang berjalan kaki di sepanjang Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Sayang. Mendapati laporan tersebut, langsung ditanggapi anggota yang sedang berpatroli di jalan protokol itu. Sedikitnya 17 orang siswa tersebut langsung di gelandang ke Mapolsek Cianjur.
"Setelah dilakukan penggeledahan ditemukan sejumlah senjata tajam dari dalam tas siswa tersebut seperti celurit dan sebilah golok. Mereka akan kita kembalikan pada orang tuanya masing-masing setelah dilakukan pendataan. Kami juga sudah memanggil pihak sekolah, " katanya.
Sementara Kepala Sekolah SDN Bukit Mulya, Gunawan mengatakan terkejut saat mendapat informasi terkait beberapa orang siswanya yang rata-rata duduk dibangku kelas enam ditangkap polisi karena membawa senjata tajam yang akan digunakan dalam aksi tawuran dengan siswa dari sekolah lain di Kecamatan Karangtengah.
"Mereka tidak akan diberi sanksi dikeluarkan dari sekolah, namun mereka akan kembali dibina. Pengawasan terhadap mereka akan lebih kami tingkatkan bersama-sama orang tua mereka. Sudah pasti kami terkejut dengan hal ini," katanya.
Hal senada terucap dari Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustika, yang tidak menyangka beberapa orang siswanya ditangkap polisi karena membawa senjata tajam. Informasi yang didapat pihaknya menjelaskan bahwa delapan orang siswanya itu sedang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar.
"Meskipun di luar jam sekolah, kami tetap akan memberikan pembinaan bagi mereka. Kami akan berkoordinasi dengan orang tua mereka agar hal tersebut tidak kembali terulang. " katanya.
Sementara hingga malam menjelang, sejumlah orang tua siswa tersebut berdatangan ke Mapolsek Cianjur, untuk membawa anak mereka pulang ke rumah. Sebagian besar orang tua yang datang tidak menyangka kalau anak mereka berani membawa senjata tajam ke sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020
"Mereka yang kami tahan sebanyak 17 orang pelajar, 9 orang diantaranya masih duduk di bangku SD dan 8 orang lainnya merupakan siswa SMP PGRI 1 Cianjur. Mereka akan melakukan tawuran dengan siswa dari Kecamatan Karangtengah," kata Kapolsek Cianjur, Kompol Iskandar di Cianjur Sabtu.
Ia menjelaskan belasan siswa SD dan SMP itu ditangkap berawal dari laporan warga di Kelurahan Sayang yang melihat sejumlah pelajar di dalam angkutan kota mengacungkan senjata tajam ke arah siswa yang sedang berkumpul di pinggir jalan.
Bahkan aksi tersebut dilakukan pada setiap gerombolan siswa SMK atau siswa yang sedang berjalan kaki di sepanjang Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Sayang. Mendapati laporan tersebut, langsung ditanggapi anggota yang sedang berpatroli di jalan protokol itu. Sedikitnya 17 orang siswa tersebut langsung di gelandang ke Mapolsek Cianjur.
"Setelah dilakukan penggeledahan ditemukan sejumlah senjata tajam dari dalam tas siswa tersebut seperti celurit dan sebilah golok. Mereka akan kita kembalikan pada orang tuanya masing-masing setelah dilakukan pendataan. Kami juga sudah memanggil pihak sekolah, " katanya.
Sementara Kepala Sekolah SDN Bukit Mulya, Gunawan mengatakan terkejut saat mendapat informasi terkait beberapa orang siswanya yang rata-rata duduk dibangku kelas enam ditangkap polisi karena membawa senjata tajam yang akan digunakan dalam aksi tawuran dengan siswa dari sekolah lain di Kecamatan Karangtengah.
"Mereka tidak akan diberi sanksi dikeluarkan dari sekolah, namun mereka akan kembali dibina. Pengawasan terhadap mereka akan lebih kami tingkatkan bersama-sama orang tua mereka. Sudah pasti kami terkejut dengan hal ini," katanya.
Hal senada terucap dari Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Cianjur, Rika Mustika, yang tidak menyangka beberapa orang siswanya ditangkap polisi karena membawa senjata tajam. Informasi yang didapat pihaknya menjelaskan bahwa delapan orang siswanya itu sedang tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar.
"Meskipun di luar jam sekolah, kami tetap akan memberikan pembinaan bagi mereka. Kami akan berkoordinasi dengan orang tua mereka agar hal tersebut tidak kembali terulang. " katanya.
Sementara hingga malam menjelang, sejumlah orang tua siswa tersebut berdatangan ke Mapolsek Cianjur, untuk membawa anak mereka pulang ke rumah. Sebagian besar orang tua yang datang tidak menyangka kalau anak mereka berani membawa senjata tajam ke sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020