Oleh Hasan Zainuddin

Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Pembangunan perangkap eceng gondok yang merupakan gulma di Sungai Martapura Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tertunda tahun 2014.

"Pembangunan perangkap eceng gondok tersebut tak semudah yang diperkirakan semula,jadi terpaksa tertunda," kata Kepala Dinas Sumberdaya Air dan Drainase, Muryanta di Banjarmasin, Jumat.

Padahal untuk membangun perangkap eceng gondok tersebut sudah dianggarkan Rp800 juta oleh Pemkot Banjarmasin, akhirnya dan tersebut akan dianggarkan lagi tahun 2014.

Masalahnya bangunan perangkap eceng gondok tersebut harus kuat, artinya tahan lama, karena itu harus diperhitungkan besaran serangan eceng gondok dan sampah sungai per hari, kemudian tingkat kedalaman sungai, dan besaran lumpur yang ada di dasar sungai.

Hal lain yang diperhitungkan adalah tingkat kekuatas arus air, baik di saat air surut maupun air sedang pasang dalam, terutama di kawasan areal yang dibangun perangkap eceng gondok itu, yakni di Sungai Martapura daerah Banua Anyar.

"Kita berharap pada tahun 2014 samuanya sudah beres sehingga akhir tahun tersebut perangkap tersebut sudah bisa difungsikan," kata Muryanta.

Berdasarkan catatan serangan gulma eceng gondok dan sampah kini kian menjadi-jadi menyerang sungai Martapura Banjarmasin terutama saat tibanya musim hujan.

Beberapa waktu lalu akibat serangan tersebut maka eceng gondok sempat menumpuk dan menggunung di beberapa lokasi Jembatan penyebarangan, dan menutup jalur sungai padahal sungai di kawasan ini menjadi jalur lalu-lintas angkutan sungai seperti"klotok" (jenis perahu bermesin, angkutan penumpang sungai).

Menurut Muryanta pembersihan eceng gondok sering dilakukan dengan memanfaatkan sebuah kapal hasil modifikasi yang diberi kapal sapu-sapu antara 60 hingga 70 per hari.

Tetapi kapal tersebut agaknya tak mampu membersihkan serangan gulma tersebut maka diperlukan perangkap, yakni menahan eceng gondok dari hulu sungai agar tidak menghilir ke pusat Kota Banjarmasin.

Pewarta:

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2013