Satu organisasi kemasyarakatan yang mecintai lingkungan yang dikenal sebagai Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Banjarmasin mencoba mengembalikan anggrek ke habitatnya dengan melakukan penanaman ke hutan.

"Kita mencoba merubah kebiasaan masyarakat pecinta anggrek yang berburu anggrek ke hutan, lalu membawanya ke kampung atau kota, untuk dikembangkan, sekarang anggrek yang ada di kota atau kampung lalu kita kembalikan ke hutan dalam upaya pelestarian," kata Mohammad Ary dari FKH Banjarmasin, Selasa.

Untuk pertama kali kegiatan FKH mengembalikan anggrek kehutan adalah menanam anggrek ke hutan daerah puncak Mandiangin, atau Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam, pada hari minggu lalu.
FKH lakukan penanaman anggrek

Dalam penanaman tersebut dibantu oleh penggelola pesenggrahan Belanda, sdr Komar, dan jenis anggrek yang dikembangkan adalah dendrobium anosmum, dipilihnya jenis anggrek tersebut karena dinilai mudah tumbuh dan tahan terhadap perubahan cuaca serta termasuk anggrek yang elok jika berbunga.

Menurut Mohammad Ary yang datang bersama anggota yang lain, Zany Thaluk, ibu Lisna, Mohammad Dede Rahmatulah dan Paman Anum tersebut jika anggrek ini sudah tumbuh baik, maka akan dilanjutkan dengan penanaman yang lebih banyak lagi dan aneka jenis anggrek, agar kawasan tersebut benar-benar indah dengan anggrek.

"Berdasarkan pengalaman banyak anggrek hutan yang diambil lalu dikembangkan ke kota tak bertahan lama, karena beda habitatnya, jadi jika kita mengaku peyayang anggrek sebaiknya tidak melakukan itu," katanya.

sekarang dikembalikan saja anggrek-anggrek yang ada di kota lalu dikembangkan ke hutan terutama anggrek spicies Kaliman untuk memperindah hutan-hutan wilayah ini.
FKH lakukan penanaman anggrek

Dendrobium anosmum merupakan jenis Dendrobium dengan salah satu ciri umbi semu berdaging dan bunga muncul dari batang yang tua dan tidak berdaun. 
D. anosmum ditinjau dari nama jenisnya ”anosmum” bahasa Latin berarti harum, menunjukkan bahwa anggrek ini memiliki bunga yang beraroma. 

Pewarta: Hasan Zainuddin

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2020