Konflik masyarakat dengan perusahaan sering terjadi mana kala ada ketidakpuasan dari penduduk setempat atas keberadaan suatu perusahaan yang abai terhadap kewajibannya memberikan kontribusi untuk masyarakat.

Namun, berbeda dengan masyarakat di Kecamatan Bakumpai, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Warga hidup rukun meski wilayahnya dikelilingi banyak perusahaan perkebunan kelapa sawit.

"Alhamdulillah, di tempat kami tidak pernah terjadi konflik. Semuanya hidup rukun dan bisa berdampingan dengan perusahaan," ucap Kepala Desa Balukung Syahril, Jumat (6/12).

Di Desa Balukung sendiri terdapat areal Hak Guna Usaha (HGU) PT Tasnida Agro Lestari (TAL), perusahaan kelapa sawit dengan investor dari negeri jiran Malaysia.

Kecamatan Bakumpai dengan luas wilayah 261 Km² dan berpenduduk 10.493 jiwa (data BPS Barito Kuala tahun 2018), terdiri dari delapan desa dan satu Kelurahan Lepasan. Selain Desa Balukung, ada juga Desa Bahalayung, Desa Banitan, Desa Batik, Desa Benua Anyar, Desa Murung Raya, Desa Palingkau dan Desa Sungai Lirik.

Syahril menyatakan masyarakat tidak pernah menolak setiap perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka sepanjang taat aturan.

"Yang penting tidak merusak kelestarian alam yang menjadi sumber penghidupan masyarakat kami," katanya.

Sejumlah perusahaan industri sawit ternama memang punya HGU di Kecamatan Bakumpai. Selain PT Tasnida Agro Lestari, ada juga PT Tri Buana Mas (TBM) yang merupakan anak usaha dari PT Astra Agro Lestari, salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar dengan luas areal yang dikelola mencapai 285.025 hektar yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Kemudian ada juga PT Barito Putera Plantation (BPP) yang merupakan anak perusahaan dari Hasnur Group di bidang perkebunan kelapa sawit. Hasnur Group didirikan oleh keluarga alm H. Abussamad Sulaiman HB, tokoh masyarakat Kalimantan Selatan yang semasa hidupnya menjadi Ketua Umum Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB).

Kini KKB dipegang sang anak H Yuni Abdi Nur Sulaiman untuk meneruskan amanah sang ayah menjaga marwah Suku Dayak Bakumpai yang merupakan salah satu subetnik Dayak Ngaju yang beragama Islam.

Suku Bakumpai mendiami sepanjang tepian daerah aliran sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.


 
Armada truk perusahaan yang membawa hasil panen kelapa sawit melintas di jalan perkampungan warga di Kecamatan Bakumpai. (ANTARA/Firman)



Terjaganya keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Kecamatan Bakumpai tidak lepas dari peran Kapolsek Bakumpai Ipda Henarto Yuwono yang rajin turun ke lapangan menemui warga.

Atas perintah dan arahan Kapolres Barito Kuala AKBP Bagus Suseno, deteksi dini selalu dilakukan sang Kapolsek yang notabene orang intel yang lama bertugas di Direktorat Intelkam Polda Kalimantan Selatan.

"Alhamdulillah masyarakat di sini hidup rukun dan damai, situasi kamtibmas terjaga kondusif. Saya sebagai Kapolsek selalu menghimbau masyarakat untuk menjaga keamanan di lingkungannya," kata Henarto.

Berkat kerukunan warganya pula, hampir tidak pernah terjadi tindak pidana menonjol baik kejahatan konvensional seperti perkelahian, penganiayaan hingga
curat (pencurian dengan pemberatan), curas (pencurian dengan kekerasan), maupun curanmor (pencurian kendaraan bermotor).

"Yang kami antisipasi hanya konflik sosial karena terdapat beberapa perusahaan di sini. Namun perusahaan juga sudah punya cara merangkul masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai tanggung jawab sosial perusahaan untuk penduduk setempat," kata Henarto lagi.

Kemudian diungkapkan sang Kapolsek pula, warga Kecamatan Bakumpai yang mayoritas warga asli Dayak Bakumpai selalu berkomitmen menginginkan kehidupan masyarakatnya selalu rukun dan harmonis meski banyak perusahaan masuk beroperasi.

Hal itu justru membuat perekonomian masyarakat dapat terbantu, di samping mata pencaharian utamanya bertani padi, jagung dan kedelai serta beternak ayam kampung dan itik.

Dari sisi perusahaan, Tofan Mahdi, Vice President Of Communications PT Astra Agro Lestari Tbk menuturkan, sebagai tanggung jawab sosial di Kecamatan Bakumpai, pihaknya senantiasa melibatkan masyarakat setempat dalam proses bisnis, baik sebagai mitra strategis, pemasokan berbagai jenis barang dan jasa kebutuhan perkebunan.

Kebijakan itu diharapkan menjadi penggerak perekonomian sekaligus membangun ikatan emosional yang positif berdasarkan kepentingan yang sama dan saling membutuhkan.

"Kami punya kebijakan keberlanjutan yang merupakan langkah perusahaan bahwa budi daya kelapa sawit secara bertanggung jawab sangat penting dilakukan. Oleh sebab itu, Astra Agro selalu berupaya menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat, lingkungan hidup, dan profitabilitas ekonomi yang berkelanjutan," kata Tofan yang juga dipercaya sebagai Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI).


 

Produksi kelapa sawit merupakan bagian penting dari ekonomi Indonesia karena negara ini merupakan produsen dan konsumen sawit terbesar di dunia.


Wikipedia mencatat Indonesia memasok kurang lebih separuh pasokan sawit dunia. Luas kebun sawit di Indonesia mencapai 6 juta hektar (dua kali luas negara Belgia). Pada tahun 2015, Indonesia berencana membangun 4 juta hektar kebun untuk produksi bahan bakar bio yang bersumber dari minyak sawit.

Per 2012, Indonesia memproduksi 35 persen minyak sawit berkelanjutan tersertifikasi (CSPO) dunia.

Selain memenuhi kebutuhan pasar, Indonesia juga mulai merintis produksi biodiesel. Tiongkok dan India adalah pengimpor minyak sawit terbesar di dunia. Sepertiga minyak sawit dunia diimpor oleh dua negara tersebut.*

   

Pewarta: Firman

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019