PT Waskita Karya yang mengerjakan Bendungan Temef paket satu di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur mengatakan, sedang mempercepat pembangunan beberapa bagian dari bendungan tersebut sebelum musim hujan melanda wilayah itu.
"Saat ini yang kita sedang usahakan untuk menyelesaikan beton konduit yang kini sudah 70-an persen, tersisa 20-an persen. Kita balapan dengan hujan sehingga pada saat hujan datang air di sungai sudah bisa kita pindahkan ke saluran pengelak," kata Kepala Teknik PT Waskita Karya, Agasi Yudho di Kupang, Senin.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan dari pembangunan bendungan terbesar di NTT, yang juga masuk dalam target Presiden Jokowi untuk membangun tujuh bendungan di NTT, mengatasi masalah air baku.
Agasi mengatakan bahwa saat ini cuaca di lokasi pembangunan Bendungan Temef masih sangat mendukung sehingga sampai sejauh ini tak ada kendala dalam pengerjaan bendungan tersebut.
Baca juga: KPK-BPK koordinasi intens perhitungan kerugian subkontraktor fiktif terkait PT WK
Secara umum, kata Agasi, untuk pembangunan bendungan paket I yang dibangun oleh perusahaan BUMN itu sudah mencapai 27 persen pembangunan, sementara paket II yang dibangun oleh PT. Nindya Karya saat ini diperkirakan sudah mencapai 40 persen.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa untuk bisa berkejaran dengan hujan saat musim penghujan nanti pada Desember 2019 atau Januari 2020 awal saat ini proses pengerjaan bendungan itu dilakukan dengan sistem pergantian pekerja yang dibagi dalam tiga kelompok.
"Jadi proses kerja kita kita lakukan dalam tiga kali shift, sehingga selama 24 jam pembangunan bendungan itu tetap berjalan dengan memperhatikan kualitas dari bendungan itu," tambah dia.
Baca juga: Jasa Marga masih diskusikan tentang akuisisi tol Waskita Karya
Sampai sejauh ini ujar dia memang tak ada kendala dalam proses pembangunan, namun ia mengakui bahwa dalam beberapa bulan terakhir ada beberapa pihak yang berusaha menolak pembangunan bendungan itu.
Seperti masalah lahan, ganti rugi lahan yang katanya belum selesai serta masalah lain yang menurut dia bukan masalah teknis dalam pembangunan bendungan itu.
Internal PT Waskita Karya sendiri menargetkan pembangunan bendungan tersebut dipercepat selesai pada November 2021 dari kontrak pada April 2022.
Bendungan dengan panjang 550 meter dan tinggi 55 meter ini menempati lahan seluas 45 hektare dan mampu menampung air hingga 45 juta meter kubik.
Pembangunan bendungan dimulai sejak 2018 dibagi dua, yakni paket 1 dikerjakan oleh PT Waskita Karya kerja sama operasional (KSO) PT Bahagia Bangun Nusa, dan paket 2 dikerjakan PT Nindya Karya kerja sama operasional (KSO) PT Bina Nusa Lestari.
Anggaran pembangunan Bendungan Temef sebesar Rp1,4 triliun, dan dijadwalkan rampung pada 2022. Namun, ada upaya percepatan sehingga diharapkan rampung satu tahun lebih awal dari jadwal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Saat ini yang kita sedang usahakan untuk menyelesaikan beton konduit yang kini sudah 70-an persen, tersisa 20-an persen. Kita balapan dengan hujan sehingga pada saat hujan datang air di sungai sudah bisa kita pindahkan ke saluran pengelak," kata Kepala Teknik PT Waskita Karya, Agasi Yudho di Kupang, Senin.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan perkembangan dari pembangunan bendungan terbesar di NTT, yang juga masuk dalam target Presiden Jokowi untuk membangun tujuh bendungan di NTT, mengatasi masalah air baku.
Agasi mengatakan bahwa saat ini cuaca di lokasi pembangunan Bendungan Temef masih sangat mendukung sehingga sampai sejauh ini tak ada kendala dalam pengerjaan bendungan tersebut.
Baca juga: KPK-BPK koordinasi intens perhitungan kerugian subkontraktor fiktif terkait PT WK
Secara umum, kata Agasi, untuk pembangunan bendungan paket I yang dibangun oleh perusahaan BUMN itu sudah mencapai 27 persen pembangunan, sementara paket II yang dibangun oleh PT. Nindya Karya saat ini diperkirakan sudah mencapai 40 persen.
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa untuk bisa berkejaran dengan hujan saat musim penghujan nanti pada Desember 2019 atau Januari 2020 awal saat ini proses pengerjaan bendungan itu dilakukan dengan sistem pergantian pekerja yang dibagi dalam tiga kelompok.
"Jadi proses kerja kita kita lakukan dalam tiga kali shift, sehingga selama 24 jam pembangunan bendungan itu tetap berjalan dengan memperhatikan kualitas dari bendungan itu," tambah dia.
Baca juga: Jasa Marga masih diskusikan tentang akuisisi tol Waskita Karya
Sampai sejauh ini ujar dia memang tak ada kendala dalam proses pembangunan, namun ia mengakui bahwa dalam beberapa bulan terakhir ada beberapa pihak yang berusaha menolak pembangunan bendungan itu.
Seperti masalah lahan, ganti rugi lahan yang katanya belum selesai serta masalah lain yang menurut dia bukan masalah teknis dalam pembangunan bendungan itu.
Internal PT Waskita Karya sendiri menargetkan pembangunan bendungan tersebut dipercepat selesai pada November 2021 dari kontrak pada April 2022.
Bendungan dengan panjang 550 meter dan tinggi 55 meter ini menempati lahan seluas 45 hektare dan mampu menampung air hingga 45 juta meter kubik.
Pembangunan bendungan dimulai sejak 2018 dibagi dua, yakni paket 1 dikerjakan oleh PT Waskita Karya kerja sama operasional (KSO) PT Bahagia Bangun Nusa, dan paket 2 dikerjakan PT Nindya Karya kerja sama operasional (KSO) PT Bina Nusa Lestari.
Anggaran pembangunan Bendungan Temef sebesar Rp1,4 triliun, dan dijadwalkan rampung pada 2022. Namun, ada upaya percepatan sehingga diharapkan rampung satu tahun lebih awal dari jadwal.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019