Karnaval Jakarta Langit Biru yang diselenggarakan oleh PT PLN dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tercatat mampu mengurangi polusi udara hingga 35,58 persen di lokasi gelaran kegiatan tersebut.

"Kegiatan Karnaval Jakarta Langit Biru tercatat menurunkan tingkat polutan PM2.5 hingga 35,58 persen selama berlangsungnya kegiatan," demikian disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono dalam keterangan tertulis, Minggu.

Baca juga: Kabut asap melonjak di Beijing

Berdasarkan pengukuran di lokasi kegiatan dibandingkan dengan dua hari sebelumnya tercatat rata-rata:
PM2,5 pada Jumat (25/10) 93,00 ug/m3.
PM2,5 pada Sabtu (26/10) 78,08 ug/m3.
PM2,5 pada Minggu (27/10) 59,91 ug/m3.

Sedangkan kepadatan polutan PM2,5 selama berlangsungnya kegiatan adalah sebagai berikut:
14.00 WIB: 87,26 ug/m3
15.00 WIB: 66,25 ug/m3
16.00 WIB: 56,68 ug/m3
17.00 WIB: 47,53 ug/m3
18.00 WIB: 41,85 ug/m3

Baca juga: Udara Sampit masuk level berbahaya

Sementara itu, Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyebut kendaraan listrik dan sepeda sebagai solusi untuk masalah kualitas udara yang menyelimuti Ibu Kota.

Hal itu disampaikan Anies saat menghadiri Karnaval Jakarta Langit Biru yang dimeriahkan konvoi kendaraan listrik yang dimulai dari Bundaran Senayan menuju Bundaran Hotel Indonesia dan kembali lagi ke Bundaran Senayan.

"Kita menyadari banyak tantangan mengenai kualitas udara, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mendorong menggunakan kendaraan yang tidak menimbulkan polusi atau bebas emisi," kata Anies.

Sedangkan General Manager PLN Unit Induk Distribusi (IUD) Jakarta Raya Ikhsan Asaad mengatakan ada tiga hal yang menjadi perhatian utama PLN di Hari Listrik Nasional ke-74 yang jatuh pada Minggu 27 Oktober 2019 yang juga bertepatan dengan kegiatan Karnaval Jakarta Langit Biru.

Tiga hal itu adalah eco living, eco moving dan eco lifestyle. Hal itu disampaikan Ikhsan di kegiatan Karnaval Jakarta Langit Biru yang digelar di Bundaran Senayan.

"Pertama eco living bagaimana di rumah, rumah kita jadi ramah lingkungan, kita dorong penggunaan solar rooftop. Kedua, eco moving bagaimana kita bergerak menggunakan listrik seperti kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Ketiga, eco lifestyle, kita tahu kehidupan kita pake listrik, kita dorong semuanya menggunakan energi listrik," kata Ikhsan.
 

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat

Editor : Imam Hanafi


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019