Raksasa jejaring sosial Facebook menegaskan tidak menjual data pengguna karena bisnis mereka tidak didasari pada praktik tersebut.
"Kami tidak mejual data pengguna. Itu bukan model bisnis kami," kata Privacy and Public Policy Manager Facebook Asia Pasifik, Arianne Jimenez, kepada media di Jakarta, Kamis.
Bisnis Facebook, seperti dijelaskan Jimenez, berada di penjualan iklan kepada klien mereka.
Platform Facebook sejak tahun lalu diterpa isu keamanan siber setelah skandal kebocoran data yang melibatkan Cambridge Analytica terkuak, berdampak pada puluhan juta pengguna terutama di Amerika Serikat.
Pertengahan Agustus lalu Facebook diketahui bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyalin klip audio dan membuat transkripsi pembicaraan. Cuplikan klip audio tersebut diambil dari aplikasi Facebook Messenger untuk diperiksa apakah kecerdasan buatan mereka benar dalam menafsirkan pesan.
Facebook, melansir Bloomberg, sudah menghentikan tinjauan audio tersebut.
Senator partai Demokrat Amerika Serikat, Gary Peters mengirim surat pada Facebook, Mark Zuckerberg terkait masalah ini.
Dikutip dari Reuters, dalam surat tersebut terungkap bahwa Facebook beberapa waktu setelahnya mengirimkan jawaban tertulis untuk Kongres bahwa mereka mengakses audio pengguna ketika pengguna mengaktifkan fitur tertentu untuk layanan Facebook.
Baca juga: Facebook cari solusi atasi berita bohong
Baca juga: Facebook mengubah kebijakan voting investor per tiga tahun
Baca juga: "Sign In with Apple" akan menyaingi Google dan Facebook
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kami tidak mejual data pengguna. Itu bukan model bisnis kami," kata Privacy and Public Policy Manager Facebook Asia Pasifik, Arianne Jimenez, kepada media di Jakarta, Kamis.
Bisnis Facebook, seperti dijelaskan Jimenez, berada di penjualan iklan kepada klien mereka.
Platform Facebook sejak tahun lalu diterpa isu keamanan siber setelah skandal kebocoran data yang melibatkan Cambridge Analytica terkuak, berdampak pada puluhan juta pengguna terutama di Amerika Serikat.
Pertengahan Agustus lalu Facebook diketahui bekerja sama dengan pihak ketiga untuk menyalin klip audio dan membuat transkripsi pembicaraan. Cuplikan klip audio tersebut diambil dari aplikasi Facebook Messenger untuk diperiksa apakah kecerdasan buatan mereka benar dalam menafsirkan pesan.
Facebook, melansir Bloomberg, sudah menghentikan tinjauan audio tersebut.
Senator partai Demokrat Amerika Serikat, Gary Peters mengirim surat pada Facebook, Mark Zuckerberg terkait masalah ini.
Dikutip dari Reuters, dalam surat tersebut terungkap bahwa Facebook beberapa waktu setelahnya mengirimkan jawaban tertulis untuk Kongres bahwa mereka mengakses audio pengguna ketika pengguna mengaktifkan fitur tertentu untuk layanan Facebook.
Baca juga: Facebook cari solusi atasi berita bohong
Baca juga: Facebook mengubah kebijakan voting investor per tiga tahun
Baca juga: "Sign In with Apple" akan menyaingi Google dan Facebook
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019