Bank Kalsel yang merupakan bank milik pemerintah daerah kembali meraih The Big 8 Indonesia Good Corporate Governance ( GCG) Implementation 2019 kategori Regional Development Bank Company BUKU ll dengan kategori aset Rp10 triliun dan Rp25 triliun.

Direktur Kepatuhan Bank Kalsel, H I GK Prasetya di Banjarmasin Kamis mengatakan, Penghargaan Indonesia Good Corporate Governance Award (IGCGA) 2019 yang digelar Economic Review tersebut, merupakan ajang yang dinilai prestisius, karena menghadirkan juri independen dan kompeten.

"Ajang ini, selain sebagai bukti bahwa Bank Kalsel sudah GCG dengan sangat baik, juga sebagai salah satu bukti bahwa Bank Kalsel, terus berupaya melakukan inovasi pelayanan kepada masyarakat," katanya.

Apalagi, tambah dia, ajang ini menghadirkan Dewan Juri yang independen dan kompeten dibidangnya yang dinilai melalui data publik serta kinerja perusahaan sepanjang tahun 2018. 

Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitaas (accountability), pertangunggjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness) dalam melaksanakan aktivitas bisnis.
 
. (Antaranews Kalsel/Istimewa)

Penghargaan diserahkan oleh Pemimpin Umum Economic Review, lrlisa Rachmadiana kepada Direktur Kepatuhan Bank Kalsel, Prasetya, di Balai Kartini, Jakarta Selatan. 

"Anugerah tersebut mencerminkan,kerja keras jajaran Bank Kalsel dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG), telah berjalan sesuai panduan dari pihak otoritas dan standard umum yang berlaku di industri perbankan" jelas Prasetya. 

Penerapan GCG merupakan salah satu faktor penting dalam penilaian tingkat Kesehatan Bank (TKB) selain profll risiko, earnings (pendapatan) dan capital (permodalan). 

"Bank yang mendapat predikat Sehat dalam penilaian TKB akan bisa beroperasional secara optimal, menjalankan fungsi intermediasi dengan baik, meningkatkan kepercayaan nasabah dan masyarakat pada umumnya serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham" tambahnya. 

Bank Kalsel memberikan perhatian besar terhadap keempat faktor dimaksud, yakni Manajemen Risiko, Implementasi GCG, Pendapatan yang Berkelanjutan dan Permodalan yang secara generik terus bertumbuh. 

Khusus untuk permodalan, Bank Kalsel yang notabene adalah Bank Umum milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Pemerintah Kota/Kabupaten se-Kalsel, terus berkomunikasi secara intens dengan para pemilik untuk meningkatkan setoran modalnva. 
. (Antaranews Kalsel/Istimewa)

Saat ini total modal yang telah disetor pada 2018 sebesar Rp1,25 triliun atau meningkat dari 2017 sebesar Rp1,17 triliun. 

Prasetyo menilai, merupakan hal yang logis dan strategis bagi Pemegang Saham sebagai pemilik Bank Kalsel untuk menambah setoran modalnya dalam rangka memenuhi Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM) tetap di atas rasio minimum sebesar 11%.

Dimana posisi CAR/KPMM Bank Kalsel per Desember 2018 sebesar Rp 25,63%, dan meningkatkan kemampuan menghasilkan pendapatan yang salah satunya diukur dari rasio ROE (Return on Equity) t2018 sebesar 6,08% atau berada di atas acuan rata-rata suku bunga deposito sebesar 5,94%. 

Penguatan modal juga diperlukan untuk mendukung berbagai inisiatif dan program pengembangan Bank Kalsel, di tengah iklim persaingan yang semakin ketat dan eré disrupsi teknologi saat ini. 

Antara lain, pengembangan di aspek SDM (human development) guna peningkatan kapasitas dan kompetensi kerja.

Kemudian, pengembangan aspek teknologi (IT development) guna keamanan dan kenyamanan transaksi, pelayanan maupun aktivitas perbankan lainnya serta aspek bisnis (business development) guna optimalisasi laba perusahaan dan pendapatan daerah.

Pewarta: .

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019