Peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) asal Kalimantan Selatan (Kalsel) program BUMN Hadir Untuk Negeri (BHUN) ikut menanam pohon mangrove dan melepas tukik (anak penyu) di Kota Pariaman, Sumatera Barat.
"Kami ingin peserta SMN Kalsel ikut terlibat dalam kegiatan konservasi dan menumbuhkan kesadaran untuk mendukung pelestarian alam dalam kehidupannya," kata Assistant Manager Environmental Development PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang juga pendamping kegiatan, Yunanto di Kota Pariaman, Rabu.
Untuk penanaman mangrove pihaknya memberikan pemahaman kepada peserta betapa sangat pentingnya keberadaan pohon mangrove disepanjang bibir pantai dalam mencegah abrasi pantai dan kehidupan ekosistem habitat lainnya.
"Kegiatan ini juga mendukung program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam gerakan penanaman satu juta mangrove untuk Sumbar," katanya.
Baca juga: Negeri Laskar Pelangi dikunjungi SMN Sulawesi Tenggara
Ia menjelaskan, penanaman mangrove salah satu cara dalam rangka pengurangan resiko bencana disepanjang pantai barat Sumatera yang rawan ancaman tsunami.
"Kita ketahui, vegetasi mangrove di pesisir pantai efektif mereduksi tinggi gelombang tsunami," katanya.
Selesai melakukan kegiatan di Taman Wisata Hutan mangrove di Desa Apar tersebut 23 siswa dan guru pendamping bergerak ke tempat konservasi penyu yang tidak jauh dari lokasi mangrove. Para siswa dapat melihat langsung kehidupan penyu di UPTD Pusat Konservasi Penyu Pariaman.
Destinasi ekowisata tersebut siswa terpilih dari Kalsel itu melihat beberapa fasilitas seperti, ruang inkubasi peneluran penyu, hacthery, dan ruang karantina.
Baca juga: Siswa Kalsel bedah buku di Tanah Ombak
"Kami ingin memberikan pengalaman baru bagi peserta dan pesan untuk ikut melestarikan kehidupan penyu," katanya.
Seluruh peserta dan guru pendamping berkesempatan melepas tukik di pantai kawasan konservasi penyu.
Dina Arianti dari SMK 1 Simpang Empat, Kabupaten Banjar mengungkapkan rasa senangnya bisa menyentuh tukik dan penyu secara langsung.
"Senang banget, biasanya hanya lihat di TV, tapi hari ini bisa menyentuh dan melepas rujuk ke laut," katanya.
Kegiatan yang dilakukan di "Kota Tabuik" tersebut merupakan rangkaian kegiatan SMN Kalsel selama di Sumbar sampai 23 Agustus 2019. Selanjutnya, peserta menuju Kota Bukittinggi untuk mengunjungi beberapa objek wisata di kota tersebut.
Baca juga: Peserta SMN asal Sumbar penasaran dengan pasar terapung
Baca juga: Siswa Kalsel dan Sumbar tukar pengalaman di SMN
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019
"Kami ingin peserta SMN Kalsel ikut terlibat dalam kegiatan konservasi dan menumbuhkan kesadaran untuk mendukung pelestarian alam dalam kehidupannya," kata Assistant Manager Environmental Development PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang juga pendamping kegiatan, Yunanto di Kota Pariaman, Rabu.
Untuk penanaman mangrove pihaknya memberikan pemahaman kepada peserta betapa sangat pentingnya keberadaan pohon mangrove disepanjang bibir pantai dalam mencegah abrasi pantai dan kehidupan ekosistem habitat lainnya.
"Kegiatan ini juga mendukung program Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam gerakan penanaman satu juta mangrove untuk Sumbar," katanya.
Baca juga: Negeri Laskar Pelangi dikunjungi SMN Sulawesi Tenggara
Ia menjelaskan, penanaman mangrove salah satu cara dalam rangka pengurangan resiko bencana disepanjang pantai barat Sumatera yang rawan ancaman tsunami.
"Kita ketahui, vegetasi mangrove di pesisir pantai efektif mereduksi tinggi gelombang tsunami," katanya.
Selesai melakukan kegiatan di Taman Wisata Hutan mangrove di Desa Apar tersebut 23 siswa dan guru pendamping bergerak ke tempat konservasi penyu yang tidak jauh dari lokasi mangrove. Para siswa dapat melihat langsung kehidupan penyu di UPTD Pusat Konservasi Penyu Pariaman.
Destinasi ekowisata tersebut siswa terpilih dari Kalsel itu melihat beberapa fasilitas seperti, ruang inkubasi peneluran penyu, hacthery, dan ruang karantina.
Baca juga: Siswa Kalsel bedah buku di Tanah Ombak
"Kami ingin memberikan pengalaman baru bagi peserta dan pesan untuk ikut melestarikan kehidupan penyu," katanya.
Seluruh peserta dan guru pendamping berkesempatan melepas tukik di pantai kawasan konservasi penyu.
Dina Arianti dari SMK 1 Simpang Empat, Kabupaten Banjar mengungkapkan rasa senangnya bisa menyentuh tukik dan penyu secara langsung.
"Senang banget, biasanya hanya lihat di TV, tapi hari ini bisa menyentuh dan melepas rujuk ke laut," katanya.
Kegiatan yang dilakukan di "Kota Tabuik" tersebut merupakan rangkaian kegiatan SMN Kalsel selama di Sumbar sampai 23 Agustus 2019. Selanjutnya, peserta menuju Kota Bukittinggi untuk mengunjungi beberapa objek wisata di kota tersebut.
Baca juga: Peserta SMN asal Sumbar penasaran dengan pasar terapung
Baca juga: Siswa Kalsel dan Sumbar tukar pengalaman di SMN
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019