Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Pemkab Batola), Kalimantan Selatan  melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) menggelar Bursa Inovasi Desa (BID)  terpusat di Kantor Kecamatan Cerbon, Kamis (15/8).

Bursa Inovasi Desa (BID) kali ini masuk pada Klaster 4 yang tergabung pada 4 kecamatan yakni Cerbon, Bakumpai, Rantau Badauh dan Kuripan, bahkan pada hari yang sama DPMD juga menggelar BID Klaster I untuk Kecamatan Tabunganen, Tamban serta Mekarsari.

Sebelumnya, pada tanggal 8 Agustus 2019 lalu DPMD juga menggelar BID Klaster 3 untuk Kecamatan Alalak, Mandastana, dan Jejangkit.

Tanggal 13 Agustus 2019 juga digelar BID Klaster 5 untuk Kecamatan Barambai, Marabahan dan Tabukan dan tanggal 14 Agustus 2019 juga digelar BID untuk Kecamatan Anjir Muara, Anjir Pasar, Belawang serta Wanaraya.

Sebelumnya,  BID juga pernah dilaksanakan DPMD pada tahun 2017 dan 2018 di Kecamatan Marabahan, ibukota Kabupaten Batola.

Kepala Dinas PMD Batola Dahlan mengatakan, pelaksanaan BID ini dikeola Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) kecamatan yang dibantu PD/PLD dan pihak kecamatan sehingga diharapkan pelaksanaan yang lokasinya di kecamatan akan lebih efektif dan lebih dekat hubungan transportasi dari de ke tempat lokasi kegiatan.

Program tersebut, sebut mantan Kabag Humpro Setda Batola itu, merupakan sebuah forum penyebaran dan pertukaran inisiatif atau inovasi masyarakat yang berkembang di desa-desa dan merupakan media belajar bagi masyarakat dan pemerintah desa untuk memperoleh informasi (referensi) yang dapat mendukung kegiatan pembangunan desa.

Sementara, Bupati Batola Hj Noormiliyani AS saat meresmikan kegiatan berharap kegiatan BID  bukan hanya berkaitan dengan infrastruktur jalan, tapi juga inovasi-inovasi bentuk lainnya agar hasilnya membantu desa tertinggal untuk mengejar ketertinggalan.

Noormiliyani mengutarakan, kriteria dari pembangunan infrastruktur bukan hanya jalan namun bisa juga bidan pelayanan baik kesehatan, pendidikan, sarana kebutuhan air bersih dan lainnya.

Dalam mengelola dana desa untuk kebutuhan BID, menurut Noormiliyani, hendaknya difokuskan pada satu program atau kegiatan. Sebelum menetapkan pilihan, sebut dia, hendaknya ditentukan GNA-nya terlebih dahulu.

Mengingat, sebut dia, dari banyak pengalaman menyatakan, keberhasilan pengelolaan suatu usaha ternyata lebih ditentukan dari fokusnya program yang dipilih dan direncanakan.  

Mantan Ketua DPRD Provinsi Kalsel mengharapkan, dalam menentukan kegiatan yang dilaksanakan, hendaknya melalui musyawarah dengan melibatkan berbagai pihak mulai dari kades, DPD dan berbagai lapisan masyarakat.

Hasil musyawarah yang sudah dilaksanakan itu,  ucap dia, dituangkan dalam bentuk APBDes.

“Jadi polanya sederhana saja. Yakinlah, jika sesuatu yang dilaksanakan dengan kesungguhan dan kerja keras insya Allah hasilnya akan membawa perubahan ke arah perbaikan,” ucapnya.

Noormiliyani menyebutkan, terdapat 4 kategori desa yang ada saat ini yakni sangat tertinggal, tertinggal, mandiri, dan maju.

Di Batola, kata dia, terdapat 16 desa yang masuk kategori tertinggal dan ditargetkan melalui program inovasi desa ke-16 desa tertinggal ini sudah harus keluar dari status tertinggal pada 2020 mendatang.
Pemerintah Kabupaten Barito Kuala melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) menggelar Bursa Inovasi Desa (BID) terpusat di Kantor Kecamatan Cerbon, Kamis (15/8).Foto:Antaranews Kalsel/Humas.


 

Pewarta: Arianto

Editor : Ulul Maskuriah


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019