Banjar Khalilurrahman bertekad mempertahankan identitas Kecamatan Gambut sebagai Kindai Limpuar atau Lumbung Padi yang mampu memenuhi permintaan masyarakat Kalimantan Selatan.
Siaran pers Diskominfo Banjar diterima Antara di Martapura, Kamis pernyataan bupati disampaikan di sela syukuran panen padi sekaligus launching beras Gambut kemasan dan pengukuhan kelompok tani.
"Gambut tetap dipertahankan sebagai Kindai Limpuar dan makin dikenalkan melalui beras Gambut yang sudah masuk swalayan dalam bentuk kemasan sehingga mudah mencarinya," ujar bupati.
Baca juga: Bupati HSS instruksikan para pejabat beli beras sehat produksi lokal
Menurut dia, beras Gambut sampai saat ini masih menjadi ikon bagi masyarakat Kalsel dan merupakan beras idola bagi setiap orang Banua sehingga harus lebih dikenalkan kepada masyarakat luas.
Dijelaskan, sektor pertanian, masih menjadi salah satu proritas pembangunan di Kabupaten Banjar dan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dibandingkan sektor lain.
Berdasarkan angka perhitungan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) Banjar, lapangan usaha sektor pertanian mampu menyumbang 18,10 persen dari total PDRB Kabupaten Banjar pada tahun 2017.
"Sektor pertanian masih merupakan tumpuan hidup bagi sebagian besar masyarakat di Kabupaten Banjar dan dua pertiga penduduk menggantungkan usaha ekonomi keluarganya di sektor ini," ucap dia.
Baca juga: Logisltik Kotabaru targetkan 2.200 ton beras lokal
Disamping itu juga, sektor ini menjadi hajat hidup orang banyak, sehingga perlu mendapat perhatian besar dan terus dikembangkan agar hasilnya bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebelum mengukuhkan kelompok tani, Bupati Banjar meresmikan Sentra Pelayanan Terpadu Pertanian Padi Terpadu (SP3T) dan penandatanganan MoU Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) berkat bersama dan Darul Hijrah Putri, Swalayan Azzahra dan Minimarket Pinus serta Launching Beras Kemasan Lokal.
Ditambahkan, syukuran, penandatanganan MoU dan launching beras kemasan adalah salah satu bukti pengembangan agrobisnis dan agroindustri di Kabupaten Banjar sudah mulai berjalan.
"Kami berharap kegiatan ini, dapat merubah pola usaha tani yang selama ini tanam petik-jual gabah menjadi tanam-petik-olah gabah lalu berasnya, sehingga meningkatkan nilai tambah petani dan menjadikan mereka lebih sejahtera," katanya.
Baca juga: Masyarakat HSU Tidak Konsumsi Beras Lokal
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Selatan 2019